WAWAINEWS.ID – Jejaling atau dalam bahasa ilmiahnya Archidendron bubalinum adalah tanaman hutan tropis dari keluarga Fabaceae (Leguminosae). Di berbagai daerah, ia dikenal dengan banyak nama jering antan, jengkol hutan, hingga jaling.
Di Sumatera, khususnya Lampung, jejaling bukan tanaman asing. Ia tumbuh liar di hutan, ladang, bahkan kebun warga, seolah ingin berkata: “Saya bau, tapi berguna.” Buah jejaling berbentuk bulat memanjang, berisi 8–12 biji dalam satu polong.
Masih satu keluarga dengan jengkol dan petai, jejaling kerap disantap sebagai lalapan mentah atau pelengkap sambal. Efek sampingnya? Ya, aroma mulut yang cukup “jujur”. Tapi di balik baunya yang blak-blakan, jejaling menyimpan beragam manfaat kesehatan yang patut dilirik.
Berikut 8 manfaat jejaling (jaling) bagi kesehatan tubuh, dirangkum dari berbagai sumber nutrisi dan kepercayaan masyarakat, dengan catatan, tetap konsumsi secara bijak.
- Melancarkan Pencernaan (Bukan Sekadar Pelengkap Sambal)
Jejaling mengandung serat alami yang membantu kerja sistem pencernaan. Serat ini berperan melancarkan buang air besar dan mencegah sembelit. Jadi, meski aromanya “menyerang”, manfaatnya justru menenangkan perut yang bermasalah. - Sumber Fosfor Alami
Dalam 100 gram jejaling, terkandung sekitar 108 mg fosfor. Fosfor adalah mineral penting untuk pembentukan energi, metabolisme sel, serta kesehatan tulang. Dengan kata lain, jejaling bukan cuma lalapan, tapi juga suplai mineral versi alam liar. - Membantu Fungsi Ginjal (Dengan Catatan Penting)
Kandungan fosfor pada jejaling dipercaya membantu proses penyaringan zat sisa dalam tubuh. Ini mendukung fungsi ginjal agar bekerja lebih efisien. Namun, bagi penderita gangguan ginjal, konsumsi jejaling sebaiknya dikonsultasikan terlebih dahulu karena kadar fosfor yang tinggi justru bisa jadi bumerang. - Mendukung Kerja Otot
Fosfor dan kalsium dalam jejaling berperan dalam kontraksi dan pemulihan otot. Bagi mereka yang aktif bekerja fisik atau berolahraga, jejaling bisa membantu mengurangi rasa lelah otot. Bau boleh tertinggal, tenaga jangan. - Dipercaya Membantu Mengontrol Diabetes
Secara tradisional, jejaling dipercaya memiliki khasiat membantu penderita diabetes. Kandungan nutrisinya dianggap dapat mendukung pengaturan kadar gula darah. Meski demikian, klaim ini masih memerlukan kajian ilmiah lebih lanjut, sehingga jejaling sebaiknya diposisikan sebagai pendamping, bukan pengganti pengobatan medis. - Menjaga Kesehatan Jantung
Jejaling mengandung nutrisi yang mendukung fungsi otot jantung, membantu jantung bekerja lebih efisien tanpa beban berlebih. Konsumsi dalam jumlah wajar dapat berkontribusi pada pencegahan penyakit jantung, tentu tetap diiringi pola hidup sehat. - Nutrisi Penting untuk Tulang dan Gigi
Kandungan kalsium dan fosfor menjadikan jejaling sebagai sumber nutrisi yang baik untuk menjaga kekuatan tulang dan gigi. Bagi vegetarian atau mereka yang membatasi konsumsi produk hewani, jejaling bisa menjadi alternatif alami asal siap dengan aromanya. - Meningkatkan Daya Tahan Tubuh
Jejaling mengandung vitamin B1 (tiamin) yang berperan dalam metabolisme energi dan peningkatan sistem imun. Daya tahan tubuh yang baik berarti tubuh lebih siap menghadapi penyakit meski orang sekitar harus siap menghadapi baunya.
Jejaling atau jaling adalah contoh nyata bahwa alam sering menyembunyikan manfaat besar di balik sesuatu yang tampak (dan tercium) ekstrem.
Ia bukan makanan untuk semua orang, tapi bagi yang terbiasa, jejaling adalah warisan pangan lokal yang kaya nutrisi.
Bau boleh menyengat, manfaat tetap melekat. Seperti pepatah tak tertulis pecinta jengkol hutan:“Yang penting sehat, urusan aroma belakangan.”***







