JAKARTA – Tujuh hari terakhir ini, Indonesia mencatatkan angka tertinggi kematian di seluruh dunia. Hingga hari ini pun, 13 Agustus 2021, Indonesia masih mencatat angka di atas 1.000, yaitu 1.432 yang menjadikan jumlah kematian akibat COVID 19 di Indonesia menjadi 115.096 atau setara 3,024 persen dari keseluruhan total kasus yakni 3.804.943.
Namun demikian, hari ini angka kesembuhan sebesar 42.003 yang menjadikan total kasus sembuh menjadi 3.289.718 atau 86,459 persen dari keseluruhan kasus.
Dengan rata-rata kematian harian di seluruh provinsi adalah 42,117, tercatat ada 6 provinsi yang angka kematiannya melebihi angka rata-rata, yaitu Provinsi Jawa Tengah 464 jiwa, Provinsi Jawa Timur dengan 262 jiwa serta Provinsi Jawa Barat, Kalimantan Timur yang mencatatkan 70 kematian, DKI Jakarta 68 jiwa, Bali 51 jiwa dan Lampung 45 jiwa.
Selain enam provinai tersebut, provinsi lainnya yang tercatat sebagai sepuluh besar adalah Sumatera Utara 40 jiwa, Sulawesi Tenggara 30 jiwa, Riau 29 Jiwa dan Sulawesi Selatan 28 jiwa.
Sementara untuk jumlah kasus, untuk sepuluh besar dicatatkan secara berurut oleh Jawa Tengah 4.223 kasus, Jawa Timur 4.178 kasus, Jawa Barat 2968, Bali 1.910, Kalimantan Timur 1.451, Sumatera Utara 1.284, DI Yogyakarta 1.243, DKI Jakarta 1.210, Sulawesi Selatan 1.087 dan Riau 1.070.
Pada 13 Agustus 2021, pukul 10.37 GMT, Worldometer melaporkan jumlah kasus menjadi 206.387.133 kasus dengan jumlah kematian sebanyak 4.350.663 dan kasus sembuh 185.200.410, dengan posisi Indonesia masih di posisi 14 di seluruh dunia. Indonesia menempati posisi ke-4 di Asia untuk total kasus tapi menduduki posisi pertama untuk jumlah kematian baru.
Lonjakan angka kematian pada beberapa hari kedepan dinyatakan oleh pihak Kementerian Kesehatan sebagai akumulasi pembaharuan data.
Kepala Biro Komunikasi dan Pelayanan Masyarakat Kemenkes, Widyawati menyatakan keterlambatan pelaporan data diakibatkan keterbatasan petugas kesehatan dalam peng-input-an data.
“Tingginya kasus di beberapa minggu sebelumnya membuat daerah belum sempat memasukkan atau memperbarui data ke sistem NAR Kemenkes,” kata Widya, Jumat (13/8/2021).
Ia menyatakan anomali angka kematian ini diperkirakan masih akan terjadi hingga dua minggu kedepan. Hal ini menjelaskan adanya lonjakan signifikan pada jumlah kematian sejak Juli 2021 lalu. Bahkan secara konsisten mencatatkan angka di atas 1.000 sejak 16 Juli 2021.
Jumlah kumulatif kematian covid-19 selama periode 1-31 Juli sudah mencapai 35.628 kasus. Jumlah itu bahkan 4,5 kali lipat, menyalip kumulatif bulanan tertinggi di Juni 2021 yang berjumlah 7.913 kasus kematian dalam sebulan.
Selama 11 hari di Agustus 2021, jumlah kematian akibat terinfeksi covid-19 mencapai 18.079 kasus atau bila dihitung sudah melebihi daro 50 persen jumlah kumulatif kematian covid-19 pada bulan Juli 2021.