Lingkungan HidupLintas Daerah

Banjir Rob Masih Terjadi di Tiga Desa di Kecamatan Kandanghaur Indramayu

×

Banjir Rob Masih Terjadi di Tiga Desa di Kecamatan Kandanghaur Indramayu

Sebarkan artikel ini
Banjir rob yang melanda sejak beberapa hari ke belakang menggenangi sejumlah desa, di antaranya Desa Eretan Wetan, Desa Eretan Kulon, dan Desa Kertawinangun, Kecamatan Kandanghaur, Kabupaten Indramayu
Banjir rob yang melanda sejak beberapa hari ke belakang menggenangi sejumlah desa, di antaranya Desa Eretan Wetan, Desa Eretan Kulon, dan Desa Kertawinangun, Kecamatan Kandanghaur, Kabupaten Indramayu

INDRAMAYU — Banjir rob masih menggenangi sejumlah desa, di antaranya Desa Eretan Wetan, Desa Eretan Kulon, dan Desa Kertawinangun, Kecamatan Kandanghaur, Kabupaten Indramayu dengan ketinggian cukup tinggi dan lama.

Banjir rob menggenangi kawasan tersebut dengan ketinggian rata-rata sekitar 50 cm. Bencana banjir rob sering melanda kawasan tersebut. Namun biasanya air pasang yang meluap hanya sekitar 10-20 cm, kemudian surut dalam beberapa jam.

GESER UNTUK BACA BERITA
GESER UNTUK BACA BERITA

Pj Gubernur Jawa Barat, Bey Machmudin mengungkap sejumlah hal yang akan pihaknya upayakan, di antaranya normalisasi sungai, pembuatan tanggul, serta relokasi bertahap penduduk.

Ini perlu penanganan bersama dengan berbagai pemangku kebijakan mulai dari tingkat pusat, provinsi hingga kabupaten.

BACA JUGA :  KKP Ajak Seluruh Pemda Dukung Kebijakan Ekonomi Biru Melalui DAK Bidang KP

“Banjir rob ini berulang, maka pertama akan diupayakan normalisasi sungai, kemudian pembuatan tanggul, serta relokasi penduduk secara bertahap,” ungkap Bey Machmudin saat meninjau dampak banjir rob dan revitalisasi Tempat Pelelangan Ikan (TPI) di Desa Eretan Kulon, Kabupaten Indramayu, Senin (18/11/2024).

“Ini harus bersama-sama pemerintah pusat, provinsi maupun kabupaten, dan ini tidak bisa cepat penanggulanggnya. Kita akan tanggulangi secara bertahap,” ujarnya.

Bey mengungkap pula kondisi banjir rob yang terus terjadi pasang -surut. “Tadi pagi surut, kemudian naik lagi,” imbuhnya.

Maka untuk normalisasi sungai maupun pembuatan tanggul akan dilakukan koordinasi lebih lanjut bersama Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS). Ini penting supaya pembuatan tanggul dapat dilakukan segera pada 2025.

BACA JUGA :  Pemko Bekasi Pertahankan Predikat Pemerintah Kota Informatif Tingkat Jabar 6 Kali Berturut-turut

Tersedia lahan relokasi

Bey menyampaikan pula, untuk relokasi telah tersedia lahan seluas 1,5 hektare di kawasan yang jauh dari dampak banjir rob, dari program nasional pembangunan perumahan untuk keluarga nelayan yang dapat menampung 93 KK.

Selain relokasi, para nelayan juga akan diberikan pelatihan demi kehidupan yang lebih baik, di antaranya untuk menjalankan usaha skala mikro dan UMKM.

Pada kesempatan yang sama sejumlah nelayan menyampaikan aspirasi kepada Bey Machmudin, yakni permintaan penambahan kuota BBM subsidi jenis solar untuk nelayan.

“Permintaan BBM subsidi nelayan tentu ini wajar. Saya akan koordinasi dengan Pertamina/BPH Migas. Semoga cepat diantisipasi, (penambahan kuota BBM subsidi jenis solar untuk nelayan) diusulkan ditambah,” katanya.***