Oleh: Dr. Syahganda nainggolan, Sabang Merauke Circle
WAWAINEWS – Bunda Merry, begitu namanya, baru di vonis bebas oleh hakim di Kotabumi, Lampung Utara, kemarin. Banyak yang tidak mengetahui cerita tentang itu, mengapa dia disidang di pengadilan.
Orang-orang lebih banyak mendengar berita perempuan berkerudung yang bawa pistol ke istana sendirian mau menyerang atau perempuan berkebaya merah, terkait sensasi sexual alias porno berbasis tradisionalitas dan originalitas, yang menjadi trending topic maupun banyak diberitakan media online maupun dibincangkan di medsos belakang ini.
Ceritanya, awal tahun ini, Sekitar Maret, Bunda Merry melakukan demonstrasi mengecam Menteri Agama, Yaqut Cholil Qoumas Staquf, yang membandingkan suara Adzan dengan “gonggongan anjing”.
BACA JUGA: Fosil Kepahlawanan
Bunda Merry, sebagai kordinator aksi, memimpin demo ke kantor kementerian agama Lampung Utara, meminta Yaqut meminta maaf kepada umat Islam.
Demo ini merupakan salah satu demo dari gelombang demo yang sama diberbagai wilayah Indonesia, karena mereka menganggap suara adzan sangat biadab jika dibandingkan dengan gonggongan anjing.
Dari semua demo yang ada, hanya Bunda Merry di Lampung ini yang dipidanakan dan sempat dipenjarakan. Namun, Alhamdulillah kemarin hakim memvonis Bunda Merry tidak bersalah, setelah jaksa menuntut penjara 7 bulan.
BACA JUGA: Pemuda, Bangkit Melawan atau Mati Kelaparan
Suara Adzan vs Gonggongan Anjing
Hari ini orang-orang memperingati hari pahlawan. Rujukan hari pahlawan entah kenapa ditujukan pada sejarah perjuangan 10 November 1945 di Surabaya. Padahal, banyak sekali perlawanan rakyat atas penjajahan yang telah terjadi.
Terlepas dari sejarawan memilih tanggal dan tempat itu, sejarah itu merujuk pada pekik Allahuakbar! cnn.com, 10/10/20, pada tulisannya , “Peran Islam dalam Hari Pahlawan, Pertempuran 10 November”, memuat antara lain, “Pekik takbir Bung Tomo saat pertempuran 10 November hingga saat ini masih dikenang membangkitkan semangat para pejuang”.
Tentu saja peran ulama, khususnya K.H. Hasyim Asy’ari, yang mengeluarkan fatwa Jihad melawan Belanda dan Sekutu, saat itu, lebih penting lagi. Nah, pentingnya takbir itu dalam kemerdekaan kita tidak bisa dibantahkan.
BACA JUGA: Anies itu Fakta, Bukan Citra
Dan takbir itu selalu didengungkan dalam suara Adzan setiap pagi, siang dan malam dari corong-corong Mesjid. Sehingga merdunya suara Adzan adalah warisan sah dari keberadaan Indonesia.