Scroll untuk baca artikel
Lampung

Buruh PTPN I Lampung Teriakkan Tiga Tuntutan: “Kami Bukan Mesin Panen yang Bisa Dicabut Colokannya!”

×

Buruh PTPN I Lampung Teriakkan Tiga Tuntutan: “Kami Bukan Mesin Panen yang Bisa Dicabut Colokannya!”

Sebarkan artikel ini
Ratusan buruh Perkebunan Nusantara I (PTPN I) Lampung menggelar aksi demonstrasi di depan Kantor Regional PTPN I, Jalan Teuku Umar, Kedaton, Senin pagi (22/9/2025). - foto Jali

BANDARLAMPUNG – Ratusan buruh Perkebunan Nusantara I (PTPN I) Lampung menggelar aksi demonstrasi di depan Kantor Regional PTPN I, Jalan Teuku Umar, Kedaton, Senin pagi (22/9/2025). Lautan spanduk dan suara orasi menggema, namun suasana tetap damai meski tuntutan yang mereka bawa jelas bukan main-main.

Aksi ini adalah bagian dari gelombang protes buruh nasional yang terus bergulir sepanjang 2025, menyoroti kebijakan perusahaan yang dinilai lebih berpihak pada efisiensi manajemen ketimbang nasib pekerja. Atau dalam bahasa buruh: manajemen makin gemuk, buruh makin kurus.

GESER UNTUK BACA BERITA
GESER UNTUK BACA BERITA

Koordinator lapangan sekaligus Ketua Federasi Pergerakan Serikat Buruh Indonesia (FPSBI) Lampung, Yohanes Joko Purwanto, tampil bak dirigen paduan suara perlawanan.

“Kami tidak akan diam melihat kebijakan yang meminggirkan hak-hak dasar pekerja. PTPN I sebagai BUMN harus bertanggung jawab atas nasib ribuan buruh di Lampung,” ujarnya lantang, disambut tepuk tangan dan pekik solidaritas dari massa.

Aksi ini tidak terjadi dalam ruang hampa. Sejak Agustus 2025, demonstrasi buruh merebak di berbagai daerah. Bandar Lampung sendiri sudah jadi “langganan demo” sejak unjuk rasa serentak 28 Agustus lalu.

Polisi pun kembali berjaga di lokasi, memastikan aksi berjalan aman. Untungnya, buruh hanya membawa spanduk dan suara, bukan cangkul atau sabit.

Tiga Tuntutan Buruh: Singkat, Padat, dan Menohok

Massa FPSBI menyodorkan tiga tuntutan pokok kepada manajemen PTPN I Lampung:

  1. Status Karyawan Tetap (Dinas)
    Buruh menuntut agar pekerja kontrak dan borongan segera diangkat menjadi karyawan tetap. “Banyak saudara kami sudah bertahun-tahun kerja tanpa jaminan masa depan. Kami ini manusia, bukan tenaga kerja sekali pakai,” tegas Purwanto.
  2. Hapus Skema Outsourcing Ala Investor
    Mereka menolak praktik pekerja borongan dari investor eksternal. Buruh menuntut konversi status ke PKWT (Perjanjian Kerja Waktu Tertentu). “Outsourcing itu enak buat investor, tapi bikin buruh nggak pernah naik kelas. Dari dulu borongan, kapan jadi orang?” sindir seorang orator.
  3. Bonus Satu Bulan Gaji
    Sebagai bentuk apresiasi, buruh menuntut bonus setara satu bulan gaji penuh. “Produksi jalan karena keringat kami. Kalau untung, kenapa cuma manajemen yang dapat? Bonus ini hak kami, bukan sedekah,” kata Purwanto.

Menunggu Respons PTPN I

Hingga berita ini ditulis, manajemen PTPN I Lampung masih bungkam. Belum ada pernyataan resmi, seolah-olah berharap masalah bisa reda sendiri. Tapi buruh sudah menegaskan, mereka tidak sekadar mengangkat spanduk untuk gaya-gayaan.

Jika tuntutan diabaikan, bukan tak mungkin demo berikutnya lebih keras. Sebab, seperti yang sering mereka katakan: “Kami bukan mesin panen yang bisa dicabut colokannya saat tak dibutuhkan. Kami manusia, punya hak, dan hak itu harus ditegakkan.”***

SHARE DISINI!