LAMPUNG TIMUR – Nomor 112 kini jadi tumpuan harapan masyarakat Lampung Timur. Layanan darurat terpadu yang diklaim siap siaga 24 jam itu akhirnya mendapat perhatian serius dari Bupati Lampung Timur, Ela Siti Nuryamah.
“Layanan 112 ini harus merespons cepat setiap laporan yang masuk. Jangan sampai warga mengadu soal kebakaran, tapi petugas baru muncul setelah apinya tinggal bara,” tegas Bupati Ela, didampingi Kepala Dinas Kominfo, Mansur Syah, saat meninjau langsung ruangan Call Centre 112 pada Selasa (19/08/2025).
Kunjungan ini bukan sekadar formalitas “lihat-lihat ruangan ber-AC dan deretan komputer”, tapi disebut sebagai upaya memastikan kesiapan sarana, prasarana, dan yang paling penting SDM operator dalam merespons keluhan warga.
Ela juga menekankan bahwa keberadaan Call Centre 112 bukan hanya untuk pencitraan atau sekadar jadi proyek papan nama, melainkan benar-benar garda terdepan dalam pelayanan publik. “Koordinasi dengan OPD maupun instansi terkait itu kuncinya. Kalau operatornya sigap, tapi dinas terkait tidur nyenyak, percuma juga,” pungkasnya.
Sementara itu, Kadis Kominfo Mansur Syah menyampaikan pihaknya sudah menyiapkan operator khusus yang berjaga 24 jam. Mereka akan berkoordinasi dengan BPBD untuk bencana, Dinas Kesehatan untuk keadaan darurat medis, Damkar untuk kebakaran, hingga aparat keamanan jika ada situasi genting.
Tentu, janji ini terdengar manis. Namun, masyarakat Lampung Timur sudah terlalu sering kenyang dengan manisnya janji layanan cepat yang kadang realitanya “lemot”. Uji sebenarnya bukan saat Bupati berkunjung, melainkan saat tengah malam ketika warga panik karena ada ular masuk rumah, atau ketika ambulans diminta datang bukan dengan gaya siput.
Harapan besar dititipkan pada 112: semoga benar-benar jadi nomor darurat yang responsif, bukan sekadar nomor cantik yang sibuk tuuut… tuuut….***