Tim tim sukses menjadi juru bicara politisi yang sedang berkompetisi di pemilu. Mereka ini yang didanai oleh politisi. Koneksi personal entah berdasarkan hubungan kekerabatan, pertemanan, jaringan usaha, agama atau suku mengalahkan loyalitas pada partai.
Lantas apa yang akan dilakukan dengan kondisi begitu? Apakah cukup pasrah, tentu tidak.
Yang jadi masalah adalah mereka tak punya cara untuk menang. Cara cara yang dilakukan masih model lama yang ketinggalan dengan kampanye gaya baru memperbanyak intraksi di media sosial.
Ketika mereka terpilih menjadi anggota pemerintahan, menjadi anggota DPR, DPRD, maka kaum anti demokrasi sering kali berupaya melemahkan lembaga akuntabilitas formal dan informal yang mengawasi otoritas eksekutif dan melindungi pluralisme politik.
Aktor-aktor yang dipilih secara demokratis menantang dan melemahkan norma-norma dan institusi-institusi yang mendasari demokrasi liberal sehingga mengubah populisme kontemporer menjadi tantangan yang kompleks bagi demokrasi.
Silakan memilih, mau kita pertahanan model pemilu model saat ini atau kita ubah kembali dan menata supaya lebih baik. Dan ingatlah pertimbangan masa depan Indonesia. ***
Tenaga Pengajar Universitas Maritim Raja Ali Haji Tanjungpinang