BEKASI – Dinas Perhubungan (Dishub) Kota Bekasi, mulai seriusi lagi wacana pembangunan Terminal Tipe A di Jatiasih sebagai pengganti terminal Induk di Bekasi Timur yang dianggap tak lagi representatif.
Target pembangunan terminal Tipe A di Jatiasih tersebut disampaikan langsung oleh Sekretaris Dinas Perhubungan Kota Bekasi Johan Budi Gunawan (JBG) usai menerima SK dalam mutasi rotasi jabatan beberapa waktu lalu.
“Pembangunan terminal Tipe A di Jatiasih akan kembali diseriusi, ini jadi target agar ada progress baru,”ungkap Johan Budi kepada Wawai News, pada Jumat 7 Juni 2024.
Dikatakan tidak alasan wacana pembangunan terminal tersebut dibiarkan tanpa ada kejelasan, karena lokasi untuk terminal Tipe A di Jatiasih itu sendiri sudah tersedia dengan luasan tiga hektaran diberikan oleh pengembang secara cuma-cuma. Bahkan design atau DED sudah ada.
Menurutnya pembangunan terminal Tipe A di Jatiasih harus jadi target mengingat saat ini Terminal Induk di Bekasi Timur, sudah tidak lagi mempuni.
“Keberadaan terminal Tipe A di Jatiasih itu sebelumnya progressnya sudah mendapat dukungan RTRW sebagai legalitas. Kemudian secara infrastruktur memadai dan telah berkoordinasi dengan Dinas PU dan Kementerian PU. Provinsi Jabar prinsipnya semua akan men-support, tapi harus melalui tahapan-tahapan,”jelas JBG.

Johan mengaku optimis setelah kembali dipercaya kembali ke Dishub Kota Bekasi sebagai Sekretaris Dinas dan dengan dukungan Pj Wali Kota Bekasi Gani Muhamad beserta teman teknis pembangunan terminal Tipe A di Jatiasih akan segera terlaksana.
“Karena pembangunan terminal Tipe A di Jatiasih sangat dibutuhkan saat ini, dengan makin hari, kondisi Kota Bekasi ini kian krodit. Jika tanpa upaya peningkatan kapasitas akan jadi apa kota bekasi, harus ada hal yang ekstrim,”tegas Johan.
Sementara terminal induk akan menjadi terminal tipe B yang dikelola oleh Provinsi Jabar. Untuk itu Johan menegaskan akan kembali menseriusi rencana pembangunan Terminal Tipe A di Jatiasih dengan turun ke lokasi melihat langsung lahan yang harus dibebaskan.
Dia pun menyayangkan wacana tersebut sempat berhenti tidak ada progress setelah sekian tahun. Padahal persoalan infrastruktur pendukungan seharusnya bisa kolaborasi antar OPD.
“Itu lahan milik pengembang PT PMU, lahannya yang dimilikinya mencapai sekitar 60 hektar, diberikan untuk terminal sekira 3 hektaran. Seharusnya ini diseriusi lahan diberikan gratis, kalo beli itu berada ratus miliar,”ujarnya
Kekuatan Kota Bekasi ini sebenarnya di lobi, Johan mencontoh seperti Sky Bright Revo karena APBD terbatas akhirnya dibangun.***