LAMPUNG – Muhammad Yusuf Ardiansyah Gelar Gusti Pangekhan Igama Khatu, mengatakan pembangunan tugu Pagoda sebagai konsep Chinatown di Jalan Ikan Hiu, Kelurahan Pesawahan, Kecamatan Telukbetung Selatan, Kota Bandar Lampung, sangat wajar.
Konsep Chinatown sudah jelas artinya kampung Cina, wajar jika ada tugu sebagai refesentasi seperti pagoda yang khas. Harus dipahami bahwa China Town tujuannya untuk mengangkat UMKM lokal khususnya Telukbetung.
Mereka, sebagai tokoh adat Lampung, hanya mengusulkan agar ada penambahan ornamen khas Lampung pada tugu Pagoda di China Town, khususnya ciri Pesisir, ornamen itu bisa berupa siger atau aksara Lampung.
Diketahui, bahwa pembangunan Tugu Pagoda di Jalan Ikan Hiu, Kelurahan Pesawahan, Kecamatan Telukbetung Selatan, Kota Bandar Lampung, sempat mendapatkan penolakan dari Aliansi Masyarakat Peduli Bandar Lampung (AMPBL).
Hal itu pun mendepat respon dari Tokoh adat Lampung di wilayah Kecamatan Telukbetung Selatan, dan mengaku aneh karena protes disampaikan ketika pembangunan sudah berjalan hampir 80 persen.
“Protes kenapa ketika tugu sudah hampir jadi, ini sangat tidak bijak,”ujar tokoh adat Teluk Betung Selatan ini menduga ada kepentingan politik jelang Pilkada Bandar Lampung.
Dia pun menyebutkan sampai ada ajakan demontrasi untuk menggagalkan atau merubah Tugu Pagoda yang sedang dalam proses pembangunan. Seharusnya bijak untuk mencari jalan tengah.
“Kami pun mengusulkan agar ada pemerataan pembangunan di Bandar Lampung, khususnya di daerah Telukbetung. Tentunya dengan tidak lupa melibatkan peran kepada tokoh adat, agama dan masyarakat,”tegasnya.
Ia berharap tidak ada lagi penolakan pembangunan yang sedang berjalan. Selama dipimpin oleh Wali Kota Herman HN sampai Eva Dwiana, dipastikan sebagai tokoh Lampung sangat peduli dengan pelestarian adat budaya Lampung.
Diketahui, pembangunan Tugu Pagoda bersumber APBD Kota Bandar Lampung senilai Rp987,5 juta itu, kini rampung 80 persen. Proyek milik Dinas Pekerjaan Umum ini dikerjakan kontraktor CV Prabu Mulih Konstruksi. ***