wawainews.ID, Lamtim – Seperti apa budaya dan nilai-nilai kehidupan di desa Gunung Sugih Besar, Kecamatan Sekampung Udik, Lampung Timur dapat dilihat dari karya seninya. Bertutur tentang Kampung Tua, berbagai tampilan budaya dan karya seni ditampilkan pada event hari jadi 20 tahun Lampung Timur di Taman Purbakala.
Baca Juga: Ratu Inten Chusnia Chalim, Mebuka Festival Budaya Tradisional
Desa Gunung Sugih Besar (GSB), yang tak terpisahkan dari sejarah keberadaan Taman Purbakala itu sendiri, turut berpatisipasi dengan menampilkan berbagai seni tradisi warisan leluhur untuk memeriahkan acara festival Taman Purbakala yang mengangkat tema “Sejahtera, Maju, Ramah dan Berkesan” tersebut.
Desa GSB berkesempatan menampilkan tari kipas, tari kenuy (Elang-ed) melayang, dan pertunjukan pencak silat kolosal yang mengundang decak kagum pengunjung dari berbagai daerah yang hadir di acara tersebut.
Tari Kenuy Melayang, yang ditampilkan Karang Taruna GSB, memiliki keunikan tersendiri. Konon Tari Kenuy selalu ditampilkan saat pembukaan sayembara tertentu, seperti memyambut tamu sayembara dari beragam suku pendatang di Lampung. Tari ini sudah jarang dipakai dan oleh Desa GSB dicoba untuk dilestarikan agar tetap terjaga.
Tak kalah menarik, adalah stand pameran budaya, yang diusung oleh Karang Taruna Tunas Muda Mandiri GSB. Stand tersebut setidaknya memamerkan senjata khas Lampung seperti Badik, Keris bahkan miniatur sesat sebagai lambang pemersatu yang penuh makna sejarah leluhur.
“Kami sangat bangga, Desa GSB dapat memberikan yang terbaik dalam perhelatan hari jadi Lamtim ke 20. Dan kami bisa menampilkan nilai budaya yang terpendam di desa,”ujar Amsuri, Ketua Karang Taruna Tunas Muda Mandiri Desa Gunung Sugih Besar, Minggu (28/4/2019).
Dikatakan, penampilan desa GSB berkat dukungan semua perangkat desa, turut memberi sumbangsih dalam tampilan memeriahkan hari jadi Lamtim ke 20. Terpenting paparnya, Ini tidak lepas dari kreatifitas pemuda GSB yang harus diberi applause dan kedepan dapat lebih kreatif lagi menggali potensi di GSB.
Amsuri berharap, melalui giat tersebut kebudayaan dan kesenian di Desa GSB dapat terjaga dan terus dilestarikan. Untuk itu dia mengajak kalangan Pemuda GSB terus berkarya untuk GSB melalui berbagai hal positif dalam rangka meyongsong era 4.0.
Acara tersebut dikenal dengan festival sekappung Limo Migo, enam desa ikut meramaikan dengan berbagai karya dan seni di desa masing masing, seperti desa Toba, Bojong, Gunung Sugih Besar, Gunhng Raya, Peniangan dan Batu Badak. Banyak doorprize dan berbagai tampilan lainnya dalam mengisi Festival Budaya Tradisional Taman Purbakala.
Berbagai acara di gelar di antaranya Persembahan pencak silat kolosal Sekampung Limo Migo Sekampung Udik, yang di sebut olah raga bela diri yang sudah ada sejak Ratu Galuh atau kerajaan Pugung Berdiri.
Acara HUT ini di tutup dengan pembagian hadiah bagi para pemenang dari berbagai Lomba. Di lanjutkan dengan pemotongan Tumpeng dan penampilan Vita Liga Dangdut, penampilan Duo Intan dan Stand up Komedi.
Dalam sambutanya Bupati Lamtim bergelar Ratu Inten Chusnunia Chalim, mengatakan bahwa Festival di kabupaten Lampung Timur di adakan untuk menggerakan ekonomi kecil, sekaligus mengubah image negatif Lampung Timur, agar makin lama bisa terkikis, dan sekaligus menjaga kelestarian adat dan Budaya yang ada di Lampung Timur ini.
“Lampung Timur punya ragam kekayaan Budaya yang begitu beraneka ragam, dan banyak dan aman untuk di kunjungi. Terimakasih kepada tokoh tokoh Adat sekampung udik atas suport dan dukunganya”Ungkap Chusnunia.
Nunik, sapaan akrab Wakil Gubernur Lampung terpilih itu, berharap di bawah pimpinan selanjutnya yaitu Zaiful Bokhari kegiatan pelestarian seperti ini akan terus di adakan dan bisa lebih kompak lagi.(Nal)