TANGGAMUS – Belum saja dilantik, tapi figura diduga berisi foto editan Bupati dan Wakil Bupati Kabupaten Tanggamus terpilih telah beredar luas di sejumlah instansi seperti sekolah dan perkantoran pekon (desa) wilayah setempat.
Tak hanya figura berisi foto editan Bupati dan Wakil Bupati Tanggamus terpilih, tapi didapati juga figura Gubernur dan wakil Gubernur Lampung terpilih juga beredar di wilayah Tanggamus.
Menanggapi beredarnya figura berisi foto Bupati dan Wakil Bupati Tanggamus terpilih MSA-Suranto, tim relawan jalan lurus akan menempuh jalur hukum.
Keberadaan foto-foto editan itu kini menjadi sorotan publik lantaran pelantikan kepala daerah di seluruh Indonesua belum dilaksanakan.
Sunaidi, salah seorang anggota tim pemenangan Bupati terpilih Moh Saleh Asnawi dan wakilnya Agus Suranto menyatakan keprihatinannya.
Ia menilai tindakan tersebut sebagai pelanggaran yang mencederai semangat perubahan yang diusung oleh pasangan bupati terpilih.
“Ini jelas ulah oknum yang demi mencari keuntungan pribadi berani menabrak aturan. Perbuatan ini mencederai semangat perubahan masyarakat Tanggamus yang mendukung jalan lurus dan perubahan yang lebih baik,” terang Sunaidi.
Diungkapkan bahwa tindakan tersebut melanggar Undang-Undang No. 4 Tahun 2009 yang mengatur pemasangan foto resmi presiden dan kepala daerah.
Kekinian Ia pun berencana berkoordinasi dengan tim relawan lainnya untuk melibatkan Penasehat Hukum (PH) dan melaporkan kasus ini ke pihak berwenang.
“Kami berharap semua instansi pemerintah maupun swasta tidak memasang foto kepala negara dan kepala daerah hasil editan. Ini tidak hanya melanggar undang-undang, tetapi juga memberikan contoh buruk bagi masyarakat,”ungkapnya.
Tim pemenangan Bupati terpilih pun menegaskan akan mengawal persoalan ini hingga tuntas dan memastikan tidak ada lagi peredaran foto editan yang dapat mencemarkan nama baik kepala daerah maupun menyesatkan masyarakat.
Berdasarkan penelusuran, foto-foto editan tersebut ditemukan dalam jumlah besar di beberapa sekolah tingkat SMA dan SMP di Kabupaten Tanggamus. Bahkan, rencananya foto-foto itu akan disebarluaskan hingga ke sekolah-sekolah dasar (SD) di wilayah tersebut.
Mirisnya, tidak hanya di lingkungan pendidikan, foto-foto editan tersebut juga beredar di sejumlah kantor pemerintahan pekon.
Ketika dimintai keterangan, beberapa kepala sekolah dan kepala pekon menyatakan sulit untuk menolak pembelian foto-foto tersebut.
“Kita mau nolak ga enak, mereka kan teman juga,” ujar salah seorang kepala sekolah yang enggan disebut namanya.***