Scroll untuk baca artikel
Lingkungan Hidup

Wajar Galian Pasir Liar di Waway Karya Sempat Bebas Beroperasi, Ternyata Milik Adik Gus Miftah?

×

Wajar Galian Pasir Liar di Waway Karya Sempat Bebas Beroperasi, Ternyata Milik Adik Gus Miftah?

Sebarkan artikel ini
Foto Kades Sumberrejo dan aktivitas tambang pasir liar di Desa Sidorahayu yang diklaimnya untuk sawah - foto doc ist
Foto Kades Sumberrejo dan aktivitas tambang pasir liar di Desa Sidorahayu yang diklaimnya untuk sawah - foto doc ist

LAMPUNG TIMUR – Terungkap, tambang pasir liar di Desa Sidorahayu, Kecamatan Waway Karya, Lampung Timur, sempat bebas beroperasi, ternyata diduga karena di backup oleh M. Khoeron, adik kandung Da’i Kondang Gus Miftah.

Hal tersebut berdasarkan screenshot pecakapan WhatsApp antara M Khoerun dengan sesorang pengurus Ormas di wilayah Waway Karya yang didapat awak media Wawai News, Sabtu 17 Mei 2025.

GESER UNTUK BACA BERITA
GESER UNTUK BACA BERITA

Dalam percakapan screenshot WhatsApps dengan salah satu Ormas di Waway Karya tersebut, M Khoerun adik kandung Gus Miftah terbaca memperkenalkan dirinya “Saya Gus Khoeron adik kandung Gus Miftah dinda“tulis pesan itu.

Lebih mencengangkan bahwa M Khoerun juga menulis dalam percakapan itu bahwa tambang pasir di Sidorahayu seolah telah terkondisikan dengan menyebutkan jika Polda dan Polres udah dikonfirmasi dan aman.

Sedangkan posisi Kades Sumberrejo Jeni Aditia, disebutkan dalam pesan WA ke Ormas tersebut, hanya sebagai orang yang disuruhnya untuk menjaga lokasi.

BACA JUGA :  Pembersihan Sampah di Sungai Citarum Jembatan BBS Batujajar Ditambah Satu Bulan

Percakapan berlanjut seperti memberi arahan tertentu ke pengurus Ormas di Waway Karya, kemudian M Khaeron seolah memberi tahukan bahwa aktivitas tambang pasir liar yang tengah jadi sorotan awak media di Desa Sidorahayu adalah miliknya dan Kades Sumberrejo Jeni Aditia.

Begini isi percakapannya singkat itu.

“Soal tambang itu aslinya punya saya dan yang rusuh (mungkin Typo asli tulisannya Suruh) suruh jaga lurah Jeny ya, artinya punya kita dua, untuk Polda dan Polres udah kita konfirmasi aman Dinda”tulis M Khoeron di whatsApp yang dikirim ke pengurus Ormas di Waway Karya.

Diketahui bahwa nama Khoerun juga pernah disebut oleh Kades Sumberrejo Jeni Aditia yang sebelumnya disebut warga sebagai pengendali aktivitas galian pasir liar di Desa Sidorahayu.

Kades Sumberrejo Jeni mengakui bahwa dirinya dan Khoerun diminta untuk membantu oleh warga terkait aktivitas galian pasir di desa Sidorahayu tersebut untuk cetak sawah.

Sementara itu dikonfirmasi terpisah M Khoerun adik Kandung Gus Miftah, melalui saluran whatsApp terkait kebenaran isi percakapan screenshot whatsApp yang diterima Wawai News, hanya menyampaikan jika dirinya diminta tolong oleh Kades Jeni untuk pendampingan warga dalam mencetak sawah.

“Kami luruskan bahwa aktivitas galian pasir di Desa Sidorahayu untuk cetak sawah, itu punya warga, kami hanya sebagai pendamping,”ujar M Khoerun menjawab konfirmasi Wawai News pada Sabtu 17 Mei 2025 malam.

Ia pun mengungkapkan bahwa masalah tambang pasir di Desa Sidorahayu tersebut berawal dari aduan masyarakat, bahwa ada satu warga Sidorahayu sendiri pernah menyampaikan keresahan pada saat membuka areal sawah yang sekarang sudah sukses.

Dari kesuksesan salah satu warga tersebut, banyak warga lain ingin ikut mengolah lahannya menjadi sawah. “Nama juga orang kampung,”jelasnya kembali menegaskan dirinya dan Kades Jeni hanya mendampingi warga untuk percetakan sawah itu.

Dikonfirmasi maksud dari WhatsApp bahwa pihak Polda dan Polres sudah aman, M Khoerun memberi klarifikasi bahwa perihal kepolisian atau pihak terkait, dia mengaku sebelumnya pernah diajak Kades Jeni ke Polres Lampung Timur.

“Kades Jeni memang pernah mengajak saya konfirmasi ke pihak kepolisian, pertama ke Polres ke pihak Kanit Tipidter Polres Lampung Timur, pamit untuk menggali pasir, mencetak sawah dan pasirnya akan dimanfaatkan, dibolehkan, asalkan untuk cetak sawah,”jelas Khoerun.

Kades Jeni kepada Wawai News mengakui setelah adanya imbauan dari Kecamatan untuk menghentikan aktivitas galian pasir di Desa Sidorahayu mengatakan saat ini telah tidak ada lagi aktivitas galian.

Ditanya kapan mengembalikan lahan yang telah diobrak-abrik untuk galian pasir liar tersebut, Jeny hanya menjawab menunggu setelah ada modal lagi. Ia pun mengatakan aktivitas yang dilaksanakan tersebut baru berjalan 7 hari.

Jeni pun mengklaim hal sama bahwa galian pasir tersebut tujuannya untuk cetak sawah, pasir yang dijual untuk biaya excavator karena pemilik lahan tidak memiliki modal.***