TANGGAMUS – Tumpukan sampah yang mengeluarkan aroma tak sedap menjadi pemandangan memprihatinkan di area sumber air PDAM Way Agung, Tanggamus di perbatasan Pekon Teratas dan Kedamaian.
Hal itu berdasarkan temuan tim investigasi GRIB Jaya Tanggamus saat turun meninjau sumber air PDAM Way Agung yang berasal dari aliran Sungai Way Biah, berawal dari keluhan pelanggan terkait kualitas air bercampur lumpur saat musim hujan.
Lebih memprihatinkan tim investigas GRIB Jaya dalam laporannya, mendapati bahwa pengelolaan air oleh PDAM Way Agung selama ini ternyata hanya mengandalkan sodetan aliran sungai tanpa melalui proses filtrasi atau pengolahan yang memadai.
“Kami akan membuat somasi resmi. Ini keterlaluan PDAM Way Agung telah merugikan konsumen. Kami masih melakukan kajian untuk membawa kasus ini ke ranah hukum,”tegas Ketua GRIB Jaya Tanggamus, Nusirwan, menyatakan akan segera melayangkan somasi kepada direktur PDAM Way Agung Tanggamus, Sabtu 18 Januari 2025.
Dikatakan bahwa pengelolaan air yang sesuai prosedur seharusnya melalui tahapan yang ketat, harus ada bak penampungan awal, proses flokulasi dengan tawas, pengendapan, pemberian disinfektan, hingga penyimpanan di bak reservoir sebelum didistribusikan.
Namun, semua tahapan tersebut diabaikan pihak PDAM Way Agung, kondisi tersebut tegasnya diduga sudah terjadi cukup lama dan terbiarkan.
“Kami mendesak Pemda segera mengambil tindakan tegas terhadap Marbun, sebagai direktur PDAM Way Agung atas dugaan kecurangan yang terjadi sesuai hasil investigasi di lapangan,”tegas Nusirwan.
Dia kembali memastikan, jika data dan bukti sudah lengkap, GRIB akan melaporkan hal ini ke Aparat Penegak Hukum (APH).
Sampai tayangkan belum ada keterangan resmi dari Marbun, direktur PDAM Way Agung Tanggamus. Saat ditelepon WhatsApp berdering tidak menjawab dan di chat tidak membalas.
Masalah ini menimbulkan keresahan di kalangan konsumen, yang berharap pemerintah daerah segera turun tangan untuk memastikan air bersih yang didistribusikan memenuhi standar kesehatan dan keselamatan masyarakat.
Diketahui sebelumnya, Humas Grib Jaya Khoiri menjelaskan saat turun investigas di lokasi sumber air PDAM Way Agung, mereka hanya mendapati sodetan, dengan saringan jeruji besi sebelum masuk ke pipa besar.
Ironisnya mereka tidak mendapati adanya bak penyimpanan atau instalasi pengolahan air seperti biasanya.
“Wajar jika air di rumah konsumen keruh saat banjir, bahkan tidak layak digunakan, atau byar pet saat kemarau,” terang Khoiri, Humas GRIB Jaya Tanggamus Jumat 17 Januari 2025.
Khoiri juga menyoroti banyaknya tumpukan sampah di sekitar sumber air, yang menimbulkan bau tidak sedap.
“Sampah menumpuk, bahkan tidak menutup kemungkinan kotoran manusia atau bangkai binatang masuk ke dalam pipa besar. Ini tindakan tidak manusiawi. PDAM telah dengan sengaja menipu konsumennya dengan mendistribusikan air yang tidak layak konsumsi,” tambahnya.***