LAMTIM – Harga jagung di tingkat petani wilayah Kabupaten Lampung Timur, melorot drastis. Penurunan harga itu dipridiksi bakal terus terjadi hingga batas waktu yang belum bisa dipastikan.
Kodisi ketidak jelasan harga jagung membuat petani terpuruk, belum BERJAYA seperti program yang didengungkan di wilayah Sang Bumi Ruwa Jurai itu.
Merosotnya harga jagung diakui petani di daerah berjuluk bumi tuah bepadan, sejak Presiden Jokowi bertemu pak Suroto pada pertengahan bulan lalu di Istana. Mulai saat itu, setiap hari harga jagung di Lamtim berangsur-angsur melorot hingga diangka Rp3200.
“Saat ini harga jagung di tingkat petani di Lampung Timur hanya mencapai Rp3200 dari sebelumnya tembus diangka Rp4000. Harga sekarang itu masih belum tetap, masih bakal turun terus sampai batas yang tidak di tentukan,”pridiksi Salman petani asal Sekampung Udik Lampung Timur, Kamis (23/9/2021).
Harga jagung ditingkat petani paparnya, berbanding terbalik dengan harga bibit yang terus merangkak naik. Sebelumnya harga Rp480 ribu sekarang tembus Rp550 ribu. Kondisi ini harusnya ada campur tangan pemerintah karena dikhawatirkan ada permainan.
Karena menjadi perselisihan adalah satu sisi harga panen petani terpuruk belum BERJAYA. Tapi disisi lain, selain bibit yang terus naik harga pupuk pun melambung, seperti urea biasanya Rp115 ribu sekarang Petani beli diharga Rp145 ribu. Pupuk Phonska dari Rp135 ribu sekarang Rp170 ribu.
“Kami tidak mempersoalkan jika adil. Satu sisi harga jagung turun, tapi pupuk dan bibit harusnya ikut turun jangan seperti sekarang harga jagung turun, bibit dan pupuk malah melambung. Dampaknya sekarang petani sangat terbebani oleh biaya modal dengan harga yang terus menurun”jelasnya mempertanyakan program Petani Berjaya?.
Resiko lainnya yang dihadapi petani di wilayah Lampung Timur saat ini adalah soal hama tikus. Kondisi itu telah terjadi dua musim terakhir ini. Tapi belum ada upaya dari dinas pertanian Lampung Timur dalam memberi solusi membantu petani.
“Lengkap penderitaan petani, yang selalu digembar-gemborkan dalam program ketahanan pangan dan kesejahteraan. Selain harga jual hasil bumi yang tidak stabil, harga pupuk dan bibit melambung, musuh besar PETANI selain hama tikus adalah kutu loncat dan penyakit bule jg permasalahan yg sampai hari ini belum ada solusi,”pungkasnya.(**)