Lampung

Harga Singkong Anjlok, Petani di Lamtim Merana

×

Harga Singkong Anjlok, Petani di Lamtim Merana

Sebarkan artikel ini

LAMTIM – Harga Singkong di wilayah Kabupaten Lampung Timur, terus mengalami penurunan. Kondisi tersebut juga dirasakan petani Jagung yang ikut mengalami penurunan harga.

Hal tersebut membuat petani di Lampung Timur merana. Sejumlah petani yang menggantungkan penghasilan dari hasil singkong dan jagung di wilayah setempat hanya pasrah.

GESER UNTUK BACA BERITA
GESER UNTUK BACA BERITA

Pasalnya harga komoditas tersebut juga dibarengi dengan kenaikan biaya produksi dan inflasi kebutuhan pokok lainnya yang terus melonjak akibat merebaknya virus Corona.

Harga singkong atau ubi kayu di Kabupaten Lampung Timur, Provinsi Lampung sekarang hanya berkisar Rp1160-1170/Kg. Sebelumnya harga pernah  mencapai Rp1600/Kg pada  beberapa bulan lalu.

BACA JUGA :  Dawam Rahardjo Sebut Lampung Timur Butuh Pemimpin Berpengalaman, Bukan Janji!

“Harga singkong, diterima pabrik, baik di Lampung Tengah maupun Lampung Timur, hanya Rp1160-1170/Kg dengan setandar potongan 22-35 persen”ungkap Sahroni, petani singkong di Sekampung Udik, Lamtim, Minggu (8/3/2020).

Harga tersebut selain membuat petani merana dan resah. Penurunan harga singkong dinilai Sahroni, tidak manusiawi, jauh jauh dari kata makmur. Sehingga mereka menagih janji Petani Berjaya sebagaimana terus digembar gemborkan Gubernur Provinsi Lampung.

“Mana janji Petani singkong seperti yang di sampaikan arinal pada saat janji politik. Katanya  akan memakmurkan petani, Palawija, Singkong, Jagung, Karet, Lada,”tukas Sahroni.

Nyatanya tegas dia, semua komoditas hasil pertanian harganya jatuh. Lalu dimana peran Pemerintah, jika semua komoditas turun. Harusnya pemerintah bisa menekan harga untuk mewujudkan petani Berjaya.

BACA JUGA :  Muktamar ke-34 NU, Ternyata Masih Belum Final

Dia menegaskan dengan tingginya potongan ditengah harga yang rendah. Sahroni menganalogikan dengan jual singkong harga Rp1000 dipotong 22 persen maka petani hanya menerima Rp780.

“Jika potongannya 35 persen,  maka sisany 650. Sementara biaya perawatan seperti pupuk dan lainnya tinggi,”paparnya

Dia berharap ada solusi segera dari pemerintah daerah baik tingkat Kabupaten ataupun Provinsi Lampung terkait masalah harga. Begitupun anggota dewan, Sahroni mendesak bisa menyuarakan keluhan petani.

Sementara diketahui untuk harga jagung, sebelumnya mencapai Rp5200 di pabrik. Sekarang hanya Rp3900-3950 untuk harga jagung basah. Sedangkan ditingkat petani harga hanya berkisar Rp2500-2600/Kg.

Harga tersebut diperkirakan akan terus menurun, menyusul masa panen raya yang hanya beberapa hari lagi. Untuk itu hal tersebut harus menjadi perhatian bagi pemangku kepentingan.(Red)