LAMPUNG – Janji Politik Pasangan Gubernur Lampung, Arinal-Nunik yang termuat dalam Rakyat Lampung Berjaya, salah satunya adalah memastikan bahwa pasar produk pertanian dengan harga yang menguntungkan para petani jauh panggang dari api.
Anjloknya harga komoditi singkong tak membuat Gubernur Lampung, Arinal Djunaidi bergerak cepat dan bersikap empati terhadap nasib petani. Malah sebaliknya ketika dikonfirmasi awak media usai menghadiri rapat koordinasi penajaman rencana Proyek Prioritas Strategi, Selasa (23/2).
Arinal justru menghindar dan tidak memberi solusi atas pertanyaan wartawan terkait harga singkong. Ia malah menyarankan bertanya kepada Kepala Dinas Pertanian.
“Masa nanya ke gubernur, mana kepala dinas pertanian, kalau gak jelas baru tanya ke saya, nah ini Gubernur singkong,”kata Arinal sambil memasuki mobil dinas meninggalkan awak media.
Diketahui para petani di Tulang Bawang Barat, mengadukan anjloknya harga dan tingginya refraksi, Selasa 23 Februari 2021.
Mereka menagih janji Gubernur Lampung yang telah mengumbar janji petani berjaya. Nasib petani antara modal dan penghasilan sangatlah tidak berimbang, sehingga petani sangat sulit untuk berjaya.
“Harga pupuk mahal, potongannya juga 25 persen, oleh sebab itu perbandingannya petani singkong mempunyai lahan 1 hektar hilang satu perempatnya karena potongan,” katanya.
Roni S dan Aria Saputra anggota DPRD kabupaten Tubaba itu menyayangkan situasi dengan harga singkong saat ini. Mereka juga menduga ada permainan dalam harga singkong.
“Kita menyayangkan jika seperti ini. Nanti kami akan panggil pihak perusahaan singkong, akan saya tanyakan sesuai keluhan masyarakat,”ungkap Roni.
Para anggota DPRD Tubaba juga berjanji akan memperjuangkan keluhan para petani singkong.
“Walaupun harga tidak seribu lebih paling tidak di angka seribu dan pemotongan tetap di angka 7-8 persen, sebenarnya potongan segitu sudah sesuai pak, kalau dulu cuma 5 persen potongannya,” Tukas Arya Saputra.
Sampai saat ini, belum ada langkah yang ditunjukan Pemkab, padahal kegelisahan para petani, sekarang harga singkong anjlok hanya Rp7900/perkilo, potong ongkos angkut, bongkar muat, bersih diterima petani Rp400-500. Jika dikalkulasikan jangankan mendapat untung yang ada modal hilang.
Kondisi itu membuat banyak petani di wilayah Tulang Bawang Barat, sampai saat ini menolak memanen ketela ubi tersebut dengan harga yang anjlok. (Red)