BEKASI – Pada peringatan Hari Bumi tahun ini yang jatuh pada tanggal 22 April 2024, tema yang diusung adalah “Planet vs Plastic” atau “Planet Lawan Plastik”.
Tema peringatan Hari Bumi 2024 itu seolah menggambarkan kondisi hamparan sampah plastik sepanjang mata memandang yang masih terbiarkan menutupi saluran Irigasi Sekunder Serengseng Hilir, kali Cikarang Hilir, di wilayah utara Kabupaten Bekasi, Jawa Barat.
Pemandangan tak sedap hampir tiga bulan ini, menjadi bagian keseharian bagi warga di Kampung Galian, Desa Sukakerta Kecamatan Sukawangi, Kabupaten Bekasi. Semakin hari tumpukan sampah yang tersebar di sepanjang garis irigasi tak kunjung berkurang.
Ironisnya meski beberapa kali diberitahu ke instansi terkait, tentang hamparan sampah plastik yang mengkhawatirkan, hingga memasuki momen peringatan Hari Bumi Sedunia 22 April 2024 kondisinya masih terbiarkan, tanpa ada aksi.
Padahal tema Hari Bumi 2024 mengangkat inisiatif global untuk menekankan pentingnya menghentikan penggunaan plastik guna melindungi kesehatan manusia dan menjaga kelestarian lingkungan Bumi. Tema itu kontras dengan hamparan sampah plastik di saluran irigasi sekuner, Srengseng Hilir.
Melansir dari dari dml.or.id Kathleen Rogers, Presiden Earthday.org, menyebutkan bahwa masalah plastik telah mencapai tingkat krisis yang setara dengan ancaman perubahan iklim.
Plastik tidak hanya merusak ekosistem, tetapi ketika terurai menjadi mikroplastik, zat kimia berbahaya dilepaskan ke dalam sumber air dan makanan serta menyebar ke udara yang kita hirup.
Laporan Earthday.org mengungkapkan bahwa produksi plastik global saat ini telah melebihi 380 juta ton per tahun, dengan jumlah produksi dalam dekade terakhir melampaui total produksi selama abad ke-20.
Industri ini diperkirakan akan terus berkembang secara signifikan.
“Terkait hamparan sampah plastik menutupi irigasi Sekunder Serengseng Hilir, kali Cikarang Hilir, di wilayah utara Kabupaten Bekasi, belum ada tanda-tanda kepedulian Pemerintah Daerah,”ungkap Jejen Jaenudin dari Tim Petani Penggerak Gotong-royong (PGR) kepada Wawai News Minggu 21 April 2024.
Dikatakan berbagai cara telah dilakukan agar mendapat perhatian pemerintah dengan memberi informasi langsung ke UPTD LH setempat, namun upaya agar hamparan sampah plastik itu diurai, masih belum mendapat perhatian.
“Saya sudah memberitahu langsung melalui pesan dan telpon, dengan mengirim video dan foto hamparan sampah di Irigasi Sekunder Srengseng Hilir, tapi belum ada respon,”papar Ustaz Jejen.
Kondisi sampah plastik itu menjadi bagian keseharian bagi warga di Kampung Galian, Desa Sukakerta Kecamatan Sukawangi, Kabupaten Bekasi. Semakin hari tumpukan sampah yang tersebar di sepanjang garis irigasi tak kunjung berkurang. Malah makin bertambah.
“Hampir tiga bulan hamparan sampah plastik itu terbiarkan, petani sudah marah karena mengganggu aliran ke areal sawah,”pungkas Jejen.
Diketahui bahwa, earthday.org menyebutkan, setidaknya ada empat strategi untuk mencapai pengurangan 60 persen produksi semua plastik pada 2040.