JAKARTA – Indonesia menjadi salah satu pasar potensial ekonomi digital di Asia Tenggara. Berdasarkan estimasi Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB) UI, kontribusi Tokopedia terhadap perekonomian Indonesia meningkat dari Rp 58 triliun pada tahun 2018 menjadi Rp170 triliun pada 2019.
Sementara kontribusi mitra Gojek dari 4 layanan (Go-Ride, Go-Car, Go-Food, Go-Life) kepada perekonomian Indonesia mencapai Rp 44,2 triliun.
Bahkan, Deputi bidang Sarana dan Prasarana Bappenas, Kennedy Simanjuntak memprediksi pertumbuhan ekonomi digital dalam sepuluh tahun mendatang akan meningkat beberapa kali lipat.
“Pertumbuhan ekonomi digital Indonesia diproyeksikan naik tiga kali lipat sejak 2015 hingga 2025,” ujar Kennedy pada diskusi media Forum Merdeka Barat (FMB)
9, pada Jumat (20/12/2019) di Jakarta.
Meski demikian, Kennedy mengakui Indonesia masih memiliki sejumlah tantangan dalam menghadapi era digital. Dua di antara tantangan paling utama tersebut adalah dari sisi infrastruktur digital dan sumberdaya manusia (SDM) yang mumpuni.
“Pemerintah tengah merancang strategi terkait peningkatan kapasitas infrastruktur TIK dan pendukung lainnya,” terangnya.
“Kalau dari sisi SDM, memang kita membludak, tapi keahlian kurang. Belum lagi terjadi perubahan besar, revolusi, jadi ada tenaga kerja yang skill kurang, terjadi lagi perubahan drastis di dalam keahlian itu. Jadi dengan keahlian dulu saja sudah jauh ketinggalan. Oleh karenanya, SDM memang jadi fokus utama,” sambungnya.
Untuk menjawab tantangan SDM itu, Kennedy mengungkapkan, jawaban paling cepat adalah dengan vokasi. Dengan vokasi, sambung dia, Indonesia diharapkan bisa meraup untung dari bonus demografi.
“Lantas vokasi yang seperti apa? Ya vokasi yang almost ke digital. Jadi kami merancang strategi untuk meningkatkan kapasitas SDM yang siap untuk beradaptasi dengan era distrupsi digital,” katanya.
Lebih lanjut Kennedy, memaparkan bahwa pemerintah memiliki tujuh agenda pembangunan. Di mana dua agenda di antaranya berkaitan erat dengan SDM dan ekonomi digital.
“Ada tujuh, tapi yang paling berkaitan adalah agenda pembangunan berkaitan dengan ketahanan ekonomi untuk pertumbuhan berkualitas dan berkeadilan, lalu agenda SDM berkualitas dan berdaya saing,” pungkasnya. (Handi)