BANDUNG – Badan Pusat Statistik (BPS) Jawa Barat mencatat inflasi tahunan (year-on-year/yoy) Provinsi Jawa Barat pada Juli 2025 sebesar 2,03 persen dengan Indeks Harga Konsumen (IHK) 109,00.
Inflasi tertinggi terjadi di Kota Sukabumi sebesar 3,63 persen (IHK 109,95), sementara yang terendah di Kabupaten Bandung sebesar 1,55 persen (IHK 109,24).
Kepala BPS Jabar, Darwis Sitorus, menjelaskan bahwa inflasi dipicu kenaikan harga di sejumlah kelompok pengeluaran, terutama:
- Perawatan pribadi dan jasa lainnya (10,80%)
- Makanan, minuman, dan tembakau (2,61%)
- Pendidikan (2,15%)
- Penyediaan makanan dan minuman/restoran (1,87%)
- Kesehatan (1,76%)
Inflasi bulanan (month-to-month) tercatat 0,30 persen, dan inflasi sepanjang tahun berjalan (year-to-date) mencapai 1,56 persen.
Tingkat Penghunian Kamar (TPK) hotel di Jawa Barat Juni 2025:
- Gabungan: 37,50 persen (turun 0,09 poin dari Mei)
- Hotel bintang: 47,085 persen (naik tipis)
- Nonbintang: 23,14 persen (turun 0,28 poin)
Rata-rata lama menginap:
- Hotel bintang: 1,40 malam
- Nonbintang: 1,09 malam
- Tamu asing: 2,70 malam
- Tamu domestik: 1,28 malam
Ekspor Jawa Barat Juni 2025 mencapai USD 3,25 miliar, naik 8,26% dibanding Juni 2024. Ekspor nonmigas naik 8,92% mencapai USD 3,23 miliar, sementara ekspor migas turun 20,48% menjadi USD 135,22 juta.
Secara kumulatif, nilai ekspor Januari–Juni 2025 mencapai USD 18,65 miliar atau naik 3,71% dibanding periode sama 2024. Neraca perdagangan Jabar tetap surplus:
- USD 12,63 miliar (nilai)
- 1,92 juta ton (volume)
BPS mencatat penurunan signifikan volume penumpang udara domestik Jawa Barat pada Juni 2025 sebesar 69,52%, dan penumpang internasional turun 93,67%.
Nilai Tukar Petani (NTP) Jawa Barat pada Juli 2025 naik 2,01% menjadi 116,23, didorong oleh:
- Kenaikan indeks harga hasil pertanian (2,26%)
- Kenaikan harga barang konsumsi petani (0,24%)
Nilai Tukar Usaha Rumah Tangga Pertanian (NTUP) juga meningkat 2,15%, seiring kenaikan Indeks Biaya Produksi dan Penambahan Barang Modal (0,10%). ***