Scroll untuk baca artikel
Persona

Inilah, Kisah Panji Gumilang dari Pedagang Beras hingga Jadi Pentolan Ponpes Al Zaytun

×

Inilah, Kisah Panji Gumilang dari Pedagang Beras hingga Jadi Pentolan Ponpes Al Zaytun

Sebarkan artikel ini
Pimpinan Ponpes Al Zaytun Panji Gumilang, keluar menemui ribuan massa aksi, Kamis (15/6/2023) - foto kos
Pimpinan Ponpes Al Zaytun Panji Gumilang, keluar menemui ribuan massa aksi, Kamis (15/6/2023) - foto kos

Menurut Ken Setiawan, pengikut Ponpes Al Zaytun melaksanakan haji tersendiri.

Mereka, kata Ken Setiawan, berkumpul di Ponpes Al Zaytun pada 1 Muharram untuk melaksanakan ibadah haji.

GESER UNTUK BACA BERITA
GESER UNTUK BACA BERITA

Para pengikut Ponpes Al Zaytun lantas melaksanakan ibadah tawaf.

Namun bukan dengan mengelilingi Ka’bah, melainkan dengan berkeliling di lingkungan Ponpes seluas 1.200 Ha menggunakan mobil.

“Melempar jumroh bukan pakai batu tapi pakai sak semen, semakin besar semakin soleh,” ucap Ken Setiawan, dikutip dari TribunCirebon.com, Senin (19/6/2023).

“Mereka juga mengatakan Al Qur’an ini bukan dari Allah melainkan perkataan nabi Muhammad, berarti ini kan menodakan agama.”

BACA JUGA :  Kisah Tauladan Abu Yazid Al Busthami Sufi dan Ulama Besar

Di balik kemegahan bangunan Ponpes Al Zaytun, kata Ken, ada gerakan bawah tanah untuk mendirikan negara Islam.

“Orang yang mau belajar dimanfaatkan Panji Gumilang, UUD, ujung-ujungnya duit. Boleh mencuri, merampok, menghalalkan segala cara. Novel ‘Tuhan Ijinkan Aku Jadi pelacur’ itu NII. Jadi merampok orang kafir itu nggak apa kata mereka.”

“Jadi mereka cari uang. Mereka zakatnya bukan beras tapi uang. Memberi harta itu boleh, karena nanti kalau NII dan Al Zaytun menang nanti dikembalikan,” tandas>***