JAKARTA – Usianya terbilang masih belia 21 tahun, Gadis kelahiran Sumatera Barat Maya Nabila telah menjadi mahasiswa termuda untuk program S3. Namanya tercatat dalam penerimaan mahasiswa baru ITB tahun akademik 2021/2022.
Capaian luar biasa tentunya, ditengah banyak orang bercita-cita menempuh pendidikan hingga jenjang tertinggi. Namun karena berbagai alasan, hal itu tak selalu mudah untuk diraih.
Dilansir ITB, Maya Nabila mengambil program studi yang sering terdengar sulit. Wanita kelahiran Padang itu belajar ilmu Matematika pada Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA).
Maya pun bercerita mengenai perjalanan akademisnya yang tidak biasa. Ia mengaku memang suka belajar sejak kecil dan didukung oleh latar belakang keluarga.
“Sejak dari dulu aku memang suka belajar hal baru dan alhamdulillah ada kesempatan lanjut S2/S3 dengan program PMDSU, mungkin juga ada faktor lingkungan keluarga, soalnya papa juga kuliah sampai S3,” ucap Maya mengaku mulai sekolah lebih muda dan loncat kelas tersebut.
Karena prestasinya ini, sosok Maya kini jadi viral. Ia sendiri mengaku senang bisa menjadi mahasiswa termuda meski merasa belum punya kontribusi berarti.
“Perasaannya, yah senang sih ya, tetapi ini belum jadi apa-apa ‘kan, baru menjadi mahasiswa termuda saat ini, aku belum punya kontribusi apapun untuk kampus ataupun negara,” katanya.
Dengan gelar akademiknya yang tinggi, Maya bercita-cita untuk menjadi seorang dosen dan mendirikan sekolah. Melalui studinya, ia pun berharap bisa belajar lebih banyak dan memperluas koneksi untuk bisa mengenal dunia luar dan keluar dari zona nyaman.
“Aku punya cita-cita ingin jadi dosen, aku ingin mengajar dan membagikan ilmu yang aku dapatkan selama kuliah di ITB ini. Aku juga berharap di instansi manapun nanti aku berada, aku bisa memberi pengaruh positif di sana,” tutur wanita yang menempuh S1 di Universitas Andalas ini.
Sebelum kuliah S3, Maya Nabila juga menempuh pendidikan S2 di ITB. Ketika itu, ia mendapatkan beasiswa Pendidikan Magister menuju Doktor untuk Sarjana Unggul (PMDSU) dari Kemenristekdikti. Meski perjalanan akademisnya cukup dipermudah, wanita kelahiran 1999 itu juga kerap menemukan kendala.
Ia mengaku sempat kesulitan mempelajari pelajaran yang sebelum diambil di prodi matematika di Universitas Andalas. Melihat kini Maya sudah lanjut ke jenjang Strata-3 hal tersebut bisa dilewatinya dengan baik.
Sebagai orang yang menempuh pendidikan tinggi dan berencana sekolah, Maya mengungkap pandangannya mengenai pendidikan. Ia berpendapat jika pendidikan tetap menjadi salah satu faktor penting dalam kehidupan dan pembangunan negara.
“Membangun karakter dan pola pikir itu penting dalam hidup, mungkin ada beberapa hal yang bisa dipelajari dari pendidikan nonformal, tetapi untuk hal tertentu seperti sosialisasi, sopan santun, perkembangan ilmu, dan teknologi dapat dibantu dengan menempuh pendidikan formal,” pesan Maya. )