LAMPUNG TIMUR – Drama “Kepala Desa Bacok Warga” di desa Batu Badak, Marga Sekampung, Lampung Timur, gegara judi akhirnya mencapai klimaks. Ini Tampangnya.
Sang pemeran utama, HS, resmi ditahan Polres Lampung Timur setelah terbukti memerankan aksi kekerasan berdarah terhadap warganya.
“Iya, benar. Sudah kami tahan tadi nalam satu orang, inisial HS,” ungkap Kapolres Lampung Timur, AKBP Heti Patmawati dikonfirmasi Wawai News, Rabu, 9 Juli 2025.
Kasi Humas Polres Lampung Timur Ipda Edwin, menambahkan awalnya HS dipanggil sebagai saksi. Namun setelah babak interogasi berlangsung intens HS mengakui perbuatannya. Dengan segera, statusnya naik kelas dari saksi jadi tersangka.
“Langsung kami tetapkan sebagai tersangka dan ditahan. HS sudah mengakui semuanya,” tegas Edwin.
Peristiwa ini terjadi pada Senin kelabu, 7 Juli 2025. Alih-alih memimpin rapat dusun atau mengurus dana desa, sang kades bersama bendahara justru ikut sesi “rapat remi” di sebuah rumah warga yang mendadak berubah fungsi menjadi kasino mini ala Las Vegas minus lampu neon dan keamanan.
Seperti diberitakan sebelumnya kejadian dramatis sekaligus memalukan di Desa Batu Badak, Kecamatan Marga Sekampung, Lampung Timur, yang melibatkan kades dan bendahara desa pada Senin (7/7/2025).
Seorang kepala desa, yang seharusnya menjadi panutan warga, malah diduga berubah haluan jadi pendekar remi dan pelaku penganiayaan berdarah warganya sendiri.
Korban berinisial AB, seorang warga biasa, harus dilarikan ke RS Airan Raya di Lampung Selatan, akibat luka bacokan di perut dan tangan kiri yang nyaris putus yang dilakukan sang kades di lokasi tempat judi di desa setempat.
Lebih menyayat hati kejadian Kades Batu Badak bacok warganya hingga terluka parah ini terjadi di arena judi dadakan, alias rumah warga yang disulap jadi Las Vegas mini.
Menurut kesaksian warga, awal mula tragedi berdarah tersebut terdengar seperti plot sinetron sore hari, para lelaki desa berkumpul bermain judi kartu remi, salah satunya adalah sang Kades berinisial HS. Disitu lengkap ada juga Bendahara desa.
“Dia (HS) ngomong, ‘Ada duit nggak? Jangan ntar banyak alesan, mau gadai-gadaian segala, nggak enak.’ Nah, mungkin korban AB langsung tersinggung, pulang dengan hati panas,” ujar saksi, yang meminta namanya disamarkan demi keamanan dan agar tetap bisa nongkrong dengan tenang.
Tak berselang lama, AB kembali bukan untuk meminta maaf atau main lagi, tapi untuk “balas pantun” dengan Kades HS. Cekcok pun tak terhindarkan. Dan seperti film laga kelas B, aksi bacok terjadi.
Parahnya, menurut warga, bendahara desa berinisial RD juga ikut-ikutan dalam aksi keroyokan kolosal ini.
“Yang bacok katanya Kades HS pakai sajam, dan si bendahara RD juga ikut mukul. Darah AB langsung ngalir kayak debit banjir,” ujar saksi lain sambil menunjuk bekas darah yang masih dibiarkan keluarga korban sebagai barang bukti visual.
Meski terluka parah dan berdarah-darah, AB masih sempat pulang ke rumah untuk meminta bantuan keluarganya.
Ia akhirnya dilarikan ke Puskesmas Peniangan sebelum dirujuk ke RS Airan Raya.
Kini HS resmi ditahan, dan publik menunggu apakah bendahara RD akan menyusul, atau tetap menjadi cameo yang lolos dari tanggung jawab.***