Scroll untuk baca artikel
Kabar Desa

Kakon dan Sekretaris Tak Sejalan, Pemilihan BHP di Pekon Banyu Urip, Ricuh

×

Kakon dan Sekretaris Tak Sejalan, Pemilihan BHP di Pekon Banyu Urip, Ricuh

Sebarkan artikel ini
Kepala Pekon Banyu Urip Santoso

TANGGAMUS – Hubungan antara Kepala Pekon yang baru dan sekratrisnya di Banyu Urip, Kecamatan wonosobo, Kabupaten Tanggamus, mulai terlihat jelas tak sejalan. Baru hitungan bulan menjadi kepala pekon perpecahan antara Santoso selaku Kakon dan Sutrisno sebagai sekretaris sudah mulai pecah.

Hal tersebut dipicu oleh pelaksanaan pemilihan Badan Hipun Pemekonan (BHP) di Dusun I, berakhir ricuh, karena tidak sesuai dengan harapan Kepala Pekon, dan diduga ada permainan oleh Ketua Panitia dalam mengatur pemilihan yang telah ditentukan.

GESER UNTUK BACA BERITA
GESER UNTUK BACA BERITA

Hal itu membuat Kepala Pekon Santoso, meledak emosinya kepada Sekrtaris Sutrisno yang menjadi Ketua Panitia BHP. Saking emosinya sang Kakon hendak membongkar kebusukan aparaturnya layaknya seorang Justice Collaborator (JC) pelaku tindak pidana yang bersedia bekerja sama dengan penegak hukum untuk membongkar sebuah kejahatan atau kasus yang dinilai pelik dan besar.

BACA JUGA :  Resmi, Suherman Pra Daftar Kades di Gunungmulyo

Kepala Pekon Santoso menantang siap dipanggil Kejaksaan Tanggamus dan siap membongkar semua kebusukan di Pekon tersebut yang dilakukan oleh aparatur sebelum ia memimpin. Ungkapan tersebut sepertinya kebablasan, dan mulai memperjelas indikasi terjadi perpecahan antara Kakon dan Sekdes, yang menjadi Ketua Pemilihan BHP.

“Emosinya saya kan gini, maunya mereka itu jangan nyolot kalau ngomong. Sabar saja menunggu calon yang belum hadir, gak akan ribut, tapi mereka gak sabar, kalau saya bongkar semua kebusukan-kebusukan itu, dari nol sampai akhir, saya gak takut, saya siap dipanggil kejaksaan, kalau mau jujur hari ini” tandasnya.

Emosi Santoso kepala pekon, terjadi ketika pelaksanaan pemiliihan BHP di pekon setempat ada perubahan dan penambahan mata pilih yang telah ditentukan olehnya. Ia pun meminta jangan sampai terulang kembali kejadian hal serupa kedepan.

BACA JUGA :  Taman Buaya di Rawajitu Utara Jadi Ikon Baru yang Instagramable

“Masyarakat mau milih siapa silahkan, maksud saya jangan di tambah-tambah, kalau udah lima belas ya udah, lima belas aja, kan gitu, ya kalau mau ditambah boleh aja, tapi kan maunya sekdesnya ngomong dulu sama saya, bukannya saya menghambat” katanya.

Sekretaris Pekon Banyu Urip, Sutrisno selaku Ketua Panitia penyelenggara pemilihan BHP juga menyayangkan sikap Santoso selaku Kepala Pekon yang arogan, bahwa menurutnya, kepala Pekon jangan ikut campur dalam pemilihan BHP tersebut.

“Sebetulnya kan kegiatan ini telah melakukan pembentukan panitia dan dibentuk oleh kepala pekon, dan itu hak kami untuk menentukan sebagai panitia, intinya kan begini, kami kan diberi mandat oleh kepala pekon difungsikan sebagai panitia, artinya kami diberi kewenangan, dalam arti Kepala Pekon udah gak ikut campur lagi dalam hal ini” katanya.

Salah satu warga Pekon Banyu Urip mengungkapkan bahwa penyebab ricuhnya pemilihan BHP di Pekon Banyu Urip karena Kepala Pekon Santoso telah menentukan nama-nama warga yang akan diundang sebagai mata pilih, akan tetapi tanpa sepengetahuan Santoso, nama-nama warga yang telah ditentukan tersebut dirubah oleh Sekretaris Pekon selaku Ketua Panitia Penyelenggara.

BACA JUGA :  Sederhana, Kades Margasari Tetap Jalankan Rutinitas Sebagai Tukang Kayu

“Kepala Pekon kan udah mendata, nama-nama yang mau diundang untuk mata pilihnya, rupanya banyak yang dirubah oleh Sekdesnya selaku ketua panitia, na dari itulah Kepala Pekon ini emosi dan tidak terima karena nama mata pilih yang telah ditentukan jumlahnya telah dirubah” ungkap warga yang enggan disebut namanya.

Menurut warga, apabila penyelenggaraan pemilihan BHP di pekon setempat sesuai apa yang telah ditetapkan oleh Kepala Pekon maka kericuhan tidak akan terjadi.

“Kalau Ketua Panitianya mengikuti prosedur dan arahan dari Kepala Pekon, mungkin gak terjadi keributan seperti itu” tandasnya.