InternasionalPolitik

Kemenangan Erdogan, Kegagalan Skenario Barat, Ini Analisa Putaran Kedua

×

Kemenangan Erdogan, Kegagalan Skenario Barat, Ini Analisa Putaran Kedua

Sebarkan artikel ini
Pemilu 14 Mei 2023 di Turki menunjukkan hasil jauh dari kenyataan.

Erdogan masih tetap kuat meski digencet laporan media-media Barat  yang mengabaikan etika jurnalisme, kemanakah langkah Ogan dalam putaran kedua nanti?

Oleh:  Pizaro Gozali Idrus

GESER UNTUK BACA BERITA
GESER UNTUK BACA BERITA

WAWAINEWS.ID – Dewan Pemilu Turki akhirnya mengumumkan perolehan pemilu 2023. Hasilnya, Presiden Recep Tayyip Erdogan berhasil memimpin dengan perolehan 49%.

Sementara pihak oposisi Kemal Kilicdaroglu yang diprediksi hasil survei menang ternyata hanya puas meraih 45%.

BACA JUGA: Fakta Penting Dibalik 75 Tahun Nakba atau Pengusiran Massal Warga Palestina oleh Israel

Hasil Pemilu di Turki ini tentu mengejutkan bagi sejumlah pihak. Dari banyak hasil survei yang ditampilkan selama bermingu-minggu, Erdogan selalu ditempatkan berada di bawah Kilicdaroglu.

BACA JUGA :  Prabowo: Ketua Umum NasDem Sahabat Saya Sejak Muda

Mereka mengklaim Erdogan hanya akan meraih 45%-47% suara, sedangkan Kilicdaroglu akan berjaya di angka 53%-55%.

Namun kenyataannya, Pemilu 14 Mei 2023 di Turki menunjukkan hasil jauh dari kenyataan.

BACA JUGA: Gempa Turki-Suriah, Jumlah Korban Jiwa Dilaporkan Sudah Capai 46 Ribu Jiwa

Alih-alih menang satu putaran, Kilicdaroglu hanya mendapatkan 45% dan kalah suara dari Erdogan.

Sekalipun Pemilu berlanjut kepada putara kedua, itu tidak mengubah fakta bahwa perolehan CHP jauh dari ekspektasi kemenangan yang diciptakan mereka selama ini.

Dari sini kita bisa menyimpulkan, rekayasa politik yang dikembangkan melalui kelompok “meja tujuh” jelas gagal.

BACA JUGA: Sejarah Baru, Hari Nakba atau Pengusiran Massal Palestina karena Israel Diperingati PBB

BACA JUGA :  Tiongkok, Sita Ribuan Gading Gajah

Jajak pendapat yang menunjukkan kemenangan Kilicdaroglu dengan selisih lebar terbukti hanyal hasil penggelembungan data dan manipulasi.

Seperti tulisan penulis sebelumnya, tidak maksimalnya perolehan suara Kilicdaroglu sudah dapat diprediksi.

Pasalnya banyak konflik internal yang mengiringi pencalonannya dan komposisi koalisi.

BACA JUGA: 16 Tahun Disekap di Arab, PMI Asal Lampung Timur Telah Kembali ke Indonesia

Banyak elit dan akar rumput menolak masuknya Partai Demokratis Rakyat (HDP) — partai pro separatis dan teroris PKK — dan dukungan FETO ke kubu oposisi.

Bagi mereka, dukungan kelompok separatis dan teroris adalah benalu elektoral.

Perpecahan antara Kilicdaroglu dan Partai IYI yang berhaluan ultranasionalis dan partai terbesar kedua dalam oposisi, membuat pemilih nasionalis menjauh dari suksesi memenangkan Kilicdaroglu.