Opini

Anis Baswedan Tidak Memiliki Loyalis Organik

×

Anis Baswedan Tidak Memiliki Loyalis Organik

Sebarkan artikel ini
Diakhir Debat Capres, Anies Sampaikan Keinginannya agar Negara Mengasisih Rakyat Seperti Abah Cintai Anak
Diakhir Debat Capres, Anies Sampaikan Keinginannya agar Negara Mengasisih Rakyat Seperti Abah Cintai Anak - foto doc

Oleh: Abdul Rohman Sukardi

WAWAINEWS.ID – Mendirikan partai. Itulah sayup-sayup kelanjutan ikhtiar politik Anis Baswedan (AB). Sebuah rencana atau hanya desakan sejumlah pihak. Tidak begitu jelas.

GESER UNTUK BACA BERITA
GESER UNTUK BACA BERITA

Rencana itu, jika benar, hanya selang beberapa bulan dari cira ketidakpantasan kompetisi selain pilpres. Bagi AB. Ia tidak level untuk kompetisi selain posisi tertinggi itu. Menjadi Presiden. Setidaknya kata pendukung-pendukungnya. Walau pilpres 2024 sudah menunjukkan hasil. Ia kalah.

Fakta berikutnya AB dirundung keterlunta-luntaan. Ia tidak memperoleh dukungan parpol pengusung. Hanya untuk maju sebagai kandidat Gubernur Jakarta. Jabatan ia sebelumnya.

PKS, partai pendukungnya sejak lama, memilih jalan pragmatis. Nasdem dan PKB tentu tidak sekuat PKS pembelaannya terhadap AB. PDIP sebagai alternatif terakhir juga tidak memberi ruang. AB “dibuang” sebagai cagub Jabar. Sebuah penolakan secara halus terhadap AB.

BACA JUGA :  Jakarta Jadi Daerah Paling Demokratis Empat Tahun Terakhir

Kini ada rencana, atau desakan mendirikan partai. Bagaimana kemungkinannya?.

Jika kita cermati, sebenarnya AB tidak memiliki loyalis organik. Khususnya sumberdaya politik. Basis massanya bisa kita kategorikan dalam empat kluster.

Pertama, massa anti rezim non parpol. Kedua, massa anti sistem. Ketiga, massa parpol pendukung pilpres. Keempat, massa produk framming.

Kluster kategori pertama meliputi orang-orang yang tidak sejalan atau kecewa terhadap rezim berkuasa. Rezim presiden Jokowi. Mereka tersebar dalam beragam profesi. ASN, profesional (dokter, lawyer, karyawan, jurnalis, aktivis keagamaan, dll). AB merupakan kendaraan perlawanan kekecewaan terhadap rezim berkuasa.

Basis massa kelompok ini berdampak elektoral ketika pilpres. Namun profesinya akan mengikatnya untuk tidak terlibat dalam aktivitas kepartaian. Kluster ini tidak akan bisa membantu AB dalam membesarkan partai yang akan dibuatnya. Kluster ini bukan sumberdaya politik yang dibutuhkan AB membesarkan partai.

BACA JUGA :  Ternyata Anies Lebih Soekarnois