Scroll untuk baca artikel
Agama

Ketua MPR dan Menag Jadi Saksi, Pernikahan Anak Gubernur Dedi Mulyadi Serasa Sidang Istimewa Negara

×

Ketua MPR dan Menag Jadi Saksi, Pernikahan Anak Gubernur Dedi Mulyadi Serasa Sidang Istimewa Negara

Sebarkan artikel ini
Perhelatan sakral pernikahan Maula Akbar Mulyadi Putra, putra sulung Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi (KDM), yang resmi mempersunting Luthfianisa Putri Karlina, pada Rabu 16 Juli 2025 - foto doc

GARUT — Di tengah hiruk-pikuk urusan negara dan problem rakyat yang tak ada habisnya, suasana berbeda justru terasa hangat dan haru di Pendopo Garut, Rabu (16/7/2025).

Bukan karena ada rapat koordinasi nasional atau forum G20, tapi karena perhelatan sakral pernikahan Maula Akbar Mulyadi Putra, putra sulung Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi (KDM), yang resmi mempersunting Luthfianisa Putri Karlina.

GESER UNTUK BACA BERITA
GESER UNTUK BACA BERITA

Acara yang dikemas dalam balutan adat Sunda ini seolah menjelma jadi miniatur peristiwa kenegaraan. Ketua MPR RI Ahmad Muzani hadir sebagai saksi dari pihak mempelai pria, dan Menteri Agama RI Prof. KH. Nasaruddin Umar menjadi saksi dari pihak wanita. Kalau ditambah Ketua MK dan Presiden, lengkap sudah quorum-nya.

BACA JUGA :  Bandara Raden Inten, Diproyeksi Jadi Embarkasi Haji Penuh

“Semoga semua turut bahagia,” ujar KDM, sang ayah sekaligus tuan rumah, dengan ekspresi yang menyimpan 30% haru, 70% lega mengingat putra sulung akhirnya resmi menyandang status ‘suami orang’.

Tak cukup dengan restu keluarga, pernikahan ini juga disertai wejangan yang tidak main-main. Menteri Agama Nasaruddin Umar tidak hanya memberikan pesan standar soal kesetiaan dan tanggung jawab, tapi juga menghubungkan pernikahan dengan makrokosmos hubungan langit dan bumi.

“Langit itu seperti suami, tidak langsung menyentuh bumi. Ada mendung, kilat, dan guntur dulu, baru hujan. Begitu juga rumah tangga, perlu proses,” ungkap Nasaruddin.

Kalau boleh jujur, metafora itu seindah drama Korea, tapi juga mengandung makna mendalam jangan buru-buru ngamuk kalau pasangan belum ‘turun hujan’ alias belum paham isi hati.

BACA JUGA :  Menag Usulkan Besaran Biaya Perjalanan Haji Tahun ini Rp45 Juta

Nasaruddin juga mengingatkan Maula untuk terus mendoakan almarhumah ibunya. Pesan spiritual yang membuat suasana sejenak hening, sebab cinta seorang ibu tak pernah benar-benar pergi hanya berpindah bentuk menjadi kekuatan batin.

“Kematian bukan penghalang silaturahmi. Doakan ibu setiap saat,” pesannya dengan nada yang membuat sebagian tamu undangan terpaksa menyeka air mata sambil menjaga riasan.

Pernikahan ini bukan sekadar akad, tapi juga panggung budaya. Musik tradisional, busana Sunda lengkap, serta sentuhan khas KDM style penuh nilai lokal namun tetap menampilkan kemegahan. Tidak lupa ada senyum khas Dedi Mulyadi, yang seperti mengatakan “Tenang, ini bukan acara kampanye.”

Namun, jangan salah. Meskipun dipenuhi tamu penting, acara ini tetap hangat dan merakyat. Tak ada aura kaku ala protokoler tingkat tinggi. Bahkan, beberapa tamu mengaku baru pertama kali melihat dua pejabat negara duduk sebagai saksi pernikahan bukan saksi rapat anggaran.

BACA JUGA :  Musim Haji Tahun Ini Jemaah Indonesia Ditempatkan di Muaishim

“Kalau semua pernikahan sesakral ini, mungkin angka perceraian bisa turun drastis,” celetuk salah satu tamu sambil menyicip kue cucur.

Yang paling penting, tentu saja, pasangan pengantin. Maula Akbar dan Luthfianisa tampil serasi, meski kita semua tahu, ujian sesungguhnya bukan di pelaminan, tapi di saat rebutan remot TV pertama kali.

Namun setidaknya, mereka sudah mengawali perjalanan dengan restu penuh, doa mendalam, dan saksi yang tidak bisa dianggap remeh secara hukum maupun spiritual.

Di akhir acara, para tamu pulang dengan wajah bahagia, perut kenyang, dan sedikit merenung “Kapan ya saya disaksiin Menteri Agama juga?”.***