Scroll untuk baca artikel
Lampung

Kisah Pilu, Tarinah Ibu Tangguh dari Sudut Desa Gunung Sugih Besar yang Terabaikan Karena Kesalahan Data

×

Kisah Pilu, Tarinah Ibu Tangguh dari Sudut Desa Gunung Sugih Besar yang Terabaikan Karena Kesalahan Data

Sebarkan artikel ini
Tarinah Warga Desa Gunung Sugih Besar harus kehilangan haknya karena kesalahan data BPJS menyatakan dia telah meninggal dunia - Foto Jali
Tarinah Warga Desa Gunung Sugih Besar harus kehilangan haknya karena kesalahan data BPJS menyatakan dia telah meninggal dunia

WAWAINEWS.ID – Tarinah (33) Ibu muda warga Dusun I Desa Gunung Sugih Besar, Kecamatan Sekampung Udik, Lampung Timur hanya bisa pasrah dengan kondisinya saat ini, tinggal di rumah sederhana berdinding geribik bersama empat anaknya yang masih kecil-kecil.

Bangunan rumah beratapkan asbes dengan ukuran 4×6 hanya berlantai seadanya semen yang sudah retak bercampur tanah. Di pojok desa Gunung Sugih Besar itu lah Tarinah harus terus berjuang untuk menghidupi empat anaknya seorang diri.

GESER UNTUK BACA BERITA
GESER UNTUK BACA BERITA

Lubang pada dinding geribik rumahnya menunjukkan, bahwa rumah yang ditempatinya bersama empat anaknya jauh dari kata layak. hanya ada hiasan TV Tabung ukuran 14 inc yang sudah buluk jadi perabotan yang tidak bisa keluar gambar lagi sejak adanyanya peralihan ke TV Digital.

BACA JUGA :  Peringati Hari Pahlawan, Pj Bupati Mulyadi Irsan Ziarah di TMP Kotim Tanggamus

BACA JUGA : Ibu 4 Anak di Gunung Sugih Besar Jadi Tulang Punggung, Pernah Mendapatkan PKH Tapi Sekarang Dinyatakan Meninggal

Tarinah harus tetap berjuang seorang diri dan bekerja untuk menghidupi anak-anaknya setelah suaminya dipenjara. Tarinah berjuang sendiri menjadi buruh kupas singkong dengan penghasilan tak menentu.

Satu-satunya harapan yang selama ini cukup membantunya dengan mendapatkan bantuan sosial melalui Program Keluarga Harapan (PKH), tapi sekarang harus hilang karena data. Tarinah pada data PKH dinyatakan telah meninggal terhitung sejak Januari 2023 lalu.

BACA JUGA : INI PARAH! Penerima PKH di Desa Gunung Sugih Besar Terdata Sudah Meninggal, Padahal Masih Hidup

Dia hanya bisa mempertanyakan soal bantuan sosial yang biasa didapatkan ke desa, tapi belum ada kejelasan dari Desa. Ya, desa tempatnya lahir menjadi tumpuan untuk membantunya seolah mengabaikan nasib Tarinah karena sudah seminggu lebih ia menunggu tapi tidak ada kepastian.

BACA JUGA :  Jokowi Naikkan Iuran BPJS Kesehatan Mulai 1 Juli 2020, Kelas I Jadi Rp 150 Ribu

“Sudah lebih dari seminggu lalu, saya menghadap ke balaidesa memohon untuk bisa dibantu agar mendapatkan bantuan sosial yang biasa saya dapatkan. Tapi sampai sekarang belum ada kejelasan dan kabar,”ujar Tarinah saat wartawan Wawai News berkunjung ke rumahnya, Minggu 4 Juni 2023.

BACA JUGA : Kades GSB Bantah Terima Jatah dari Kandang Ayam, Akui Hanya Dapat Transportasi dari BW

Tidak ada senyum pada wajah Tarinah saat menerima wartawan Wawai News, ia hanya terlihat murung, tampak jelas kerasnya perjuangan menggurat di wajahnya. Tarinah sepertinya sudah capai dengan kondisinya, tapi anak-anaknya harus terus meraih masa depan. Mungkin itu yang membuatnya bekerja apapun asal bisa menghidupi keempat anaknya yang masih kecil-kecil.

BACA JUGA :  Rendahnya Kesadaran Peserta Membayar Iuran, Sebabkan BPJS Nunggak Rp9,1 T

Saat ini Tarinah hanya bisa berharap haknya melalui bantuan sosial bisa kembali seperti tahun sebelumnya. Dia tegas mengatakan bahwa dirinya masih hidup dan belum mati seperti yang tertulis di data PKH Kemensos tersebut.

BACA JUGA : Madrasah Diniyah Asbabul U’lum Desa Gunung Sugih Besar, Butuh Bantuan Donatur

“Saya masih hidup, dan bantuan sosial seperti PKH itu selama ini sangat membantu meringankan beban saya untuk meneruskan kehidupan bersama anak-anak. Jadi tolong, bantu,”ujarnya.