LAMPUNG TIMUR – Di tengah gegap gempita dunia digital dan riuhnya janji-janji pemberdayaan ekonomi, secercah harapan muncul dari pelosok Lampung Timur. Balai Desa Raman Endra, Kecamatan Raman Utara, jadi saksi sejarah, Koperasi Desa Merah Putih resmi diluncurkan bukan cuma seremoni biasa, tapi live streaming nasional langsung dari Istana, dipimpin Presiden Prabowo Subianto. Ya, dari desa hingga ke istana, semua ikut nonton bareng. Gratis kuota? Belum tentu.
Inisiatif ini disebut sebagai upaya monumental untuk mendorong kemandirian ekonomi desa. Kata kuncinya: kemandirian. Artinya, warga didorong berdikari, tanpa terlalu lama menggantungkan tangan ke atas walau kadang yang di atas masih rajin minta suara tiap lima tahun.
Wakil Gubernur Lampung, Jihan, tampil penuh semangat, menyebut koperasi ini sebagai wujud “semangat gotong royong 5G” Gerak Cepat, Gesit, Gotong Royong, Gaul, dan Gacor (buat yang doyan nyanyi burung).
“Koperasi ini bukan cuma soal simpan-pinjam, tapi tentang mimpi bersama. Kalau selama ini petani kita hanya menanam, sekarang saatnya mereka juga ikut panen keuntungan,” ujar Jihan, dengan gaya khas influencer ekonomi desa.
Bupati Lampung Timur, Ela Siti Nuryamah, tak kalah berapi-api. Dalam pidatonya yang (untungnya) tidak terlalu panjang, ia menyebut koperasi ini sebagai “tulang punggung ekonomi desa.” Tulang yang diharapkan tak keropos oleh korupsi atau birokrasi malas gerak.
“Melalui koperasi ini, potensi desa bisa dikelola secara kolektif dan profesional. Kita bukan lagi bicara usaha iseng-iseng, tapi gerakan ekonomi rakyat,” tegasnya, sambil menatap tajam ke arah pelaku usaha lokal mungkin memberi sinyal: “Ayo, jangan cuma jadi penonton.”
Plt Kepala Dinas Koperasi dan UMKM Lamtim, Indra Budiman Duki, tampil sebagai tech guy. Ia memastikan koperasi ini juga akan go digital. Ya, koperasi zaman now: cukup dengan sentuhan jari, simpan pinjam dan laporan keuangan bisa dicek, bahkan sambil ngopi di gubuk sawah.
Sektor andalan koperasi ini: pertanian, peternakan, dan UMKM lokal bukan tambang, bukan properti, dan tentu bukan arisan bodong. Koperasi juga akan membantu pemasaran produk desa, yang selama ini kalah saing dengan keripik kentang bermerk internasional dan kerajinan yang hanya laku saat pameran dinas.
Acara juga dimeriahkan dengan penyerahan modal awal secara simbolis karena kalau yang diserahkan bukan simbol, bisa langsung ludes sebelum koperasi buka buku kas. Selain itu, ada penandatanganan kerja sama dengan pelaku usaha lokal, sebuah sinyal bahwa koperasi ini tak berjalan sendiri, tapi siap berkolaborasi.
Hadir dalam peluncuran ini: Wagub Jihan, Bupati Ela, Kapolres Heti Patmawati, Dandim, Forkopimda, dan Forkofincam. Singkatnya, semua unsur hadir. Tinggal rakyatnya, semoga tak hanya jadi penonton, tapi pelaku utama.
Penutupnya? Jika koperasi ini benar-benar berjalan sesuai mimpi, bukan cuma spanduk yang berubah tiap tahun. Tapi dapur warga juga bisa lebih sering ngebul, bukan karena asap bakar sampah, tapi karena nasi yang benar-benar masak. Gotong royong tak lagi sebatas jargon, tapi jalan menuju dompet yang tak selalu kosong. ***