KOTA BEKASI — Wakil Wali Kota Bekasi Abdul Harris Bobihoe, menghadiri 45th Executive Committee Meeting dan Asia Pacific Zero Waste International Seminar yang digelar di Denpasar, Bali, pada 26–28 Oktober 2025.
Forum bergengsi ini mempertemukan para pemimpin daerah, pelaku usaha, akademisi, dan organisasi lingkungan dari berbagai negara di kawasan Asia Pasifik, untuk memperkuat komitmen bersama menuju kota bebas sampah (zero waste cities).
Dalam pertemuan tersebut, peserta berdiskusi tentang kebijakan strategis, inovasi teknologi, serta model kolaborasi lintas sektor dalam pengelolaan sampah berkelanjutan.
Kegiatan ini menjadi bagian penting dari gerakan global untuk mengatasi krisis lingkungan yang diakibatkan oleh peningkatan timbulan sampah di perkotaan.
Wakil Wali Kota Bekasi menegaskan bahwa kehadirannya mewakili semangat dan komitmen Pemerintah Kota Bekasi dalam mendukung agenda pembangunan berkelanjutan (sustainable development goals/SDGs), khususnya pada tujuan ke-11 dan ke-12 kota berkelanjutan serta konsumsi dan produksi yang bertanggung jawab.
“Kota Bekasi terus berupaya mengurangi timbulan sampah melalui kolaborasi antara masyarakat, dunia usaha, dan pemerintah. Gerakan zero waste bukan hanya slogan, tapi tanggung jawab bersama yang harus diwujudkan lewat aksi nyata,” ujarnya.
Dalam opening ceremony, para delegasi disambut hangat oleh Pemerintah Kota Denpasar. Salah satu momen penting dalam kegiatan ini adalah peluncuran Call to Action for Zero Waste Cities Company, sebuah inisiatif yang mendorong sektor swasta untuk berperan aktif dalam penerapan prinsip ekonomi sirkular yaitu sistem produksi dan konsumsi yang menekan pemborosan sumber daya, memaksimalkan daur ulang, dan mengurangi emisi karbon.
Kota Bekasi, yang tengah bertransformasi menuju kota hijau dan berdaya lingkungan, menilai forum internasional ini sebagai momentum strategis untuk memperkuat kapasitas daerah dalam inovasi pengelolaan sampah.
“Melalui forum ini, kami ingin menunjukkan bahwa perubahan besar dimulai dari tingkat kota. Bekasi berkomitmen terus berinovasi menuju kota hijau, tangguh, dan berdaya lingkungan,” tambah Wakil Wali Kota.
Lebih jauh, Pemerintah Kota Bekasi juga menegaskan bahwa kebijakan pengelolaan sampah kini bukan lagi urusan teknis semata, melainkan bagian dari diplomasi lingkungan dan reputasi daerah di tingkat global.
Bekasi menjadi salah satu kota di Indonesia yang aktif mengembangkan program pengelolaan sampah terpadu, memperkuat edukasi publik, dan mendorong ekonomi sirkular berbasis masyarakat, di mana sampah tidak lagi dipandang sebagai beban, melainkan sumber daya baru.
Forum ini juga memperlihatkan bahwa isu zero waste tidak bisa lagi dipisahkan dari arah pembangunan perkotaan modern. Kolaborasi antara pemerintah, industri, dan masyarakat menjadi fondasi utama untuk membangun ekosistem kota berkelanjutan.
Dengan semangat kolaboratif yang lahir dari pertemuan ini, kawasan Asia Pasifik diharapkan mampu melahirkan langkah-langkah konkret menuju masa depan tanpa sampah di mana setiap kota, termasuk Bekasi, menjadi bagian dari solusi global bagi bumi yang lebih bersih, sehat, dan berkelanjutan.***















