LAMTENG – Masih terhitung belasan hari, pengerjaan pengaspalan dalam peningkatan jalan penghubung antara Kampung Sukajaya – Karang Jawa, Kecamatan Anak Ratu Aji (ARA), Kabupaten Lampung Tengah mulai retak.
Sebelumnya pengerjaan peningkatan jalan itu mendapat apresiasi warga karena dalam pengerjaannya cukup singkat. Bahkan warga mengibaratkan pengaspalan jalan dengan nilai hampir mencapai Rp1,2 miliar itu mengalahkan pengerjaan dalam legenda Candi Prambanan di Jawa Tengah.
Tapi, bedanya Candi Prambanan masih berdiri kokoh sampai sekarang, sementara pengaspalan jalan penghubung itu kini terlihat mulai retak dan mendapat perhatian warga. Warga pun mempertanyakan pekerjaan kurun waktu sehari dan tanpa papan informasi sebelumnya tersebut dengan mempertanyakan kualitas pembangunan jalan.
Melihat kondisi jalan penghubung yang telah lama mereka dambakan, tapi sekarang kondisinya mulai retak, Tokoh pemuda minta dinas terkait melakukan kroscek bahkan meminta agar Pemerintah Kabupaten Lampung Tengah mengevaluasi kinerja PPK karena hasil pembangunan pengaspalan dalam peningkatan jalan penghubung antara Kampung Sukajaya-Karang Jawa, Kecamatan Anak Ratu Aji, Kabupaten Lampung Tengah, terkesan asal jadi.
Tokoh Pemuda Kampung Karang Jawa, Eri meminta Dinas Bina Marga Kabupaten Lampung Tengah untuk melihat hasil pengerjaan pengaspalan di ruas jalan penghubung Kampung Karang Jawa- Sukajaya yang dikerjakan oleh rekanan yang disinyalir asal jadi.
“Sayang sekali, pembangunan pengaspalan itu, anggaran nya sudah besar tapi hasilnya tidak memuaskan, masa masih hitungan belasan hari sudah retak, padahal itu proyek besar lho” ungkapnya pada Wawai News. Minggu (3/10/21).
Eri menyampaikan bahwa pihaknya selaku masyarakat sangat berterimakasih atas perhatian dan pembangunan dari Pemerintah daerah Kabupaten Lampung Tengah di wilayahnya, akan tetapi menurut Eri janganlah disia- siakan, harusnya pihak rekanan juga memperhatikan kualitasnya.
“Ya kalau cepat rusak kan, kami selaku masyarakat di sini dan kita semua yang rugi, bertahun-tahun mengharapkan jalan yang bagus, giliran ada pembangunan, pengerjaannya asal-asalan, sehingga untuk menikmati kondisi jalan yang bagus hanya sebentar” pungkasnya.
Selain Eri, tokoh masyarakat Kampung Sukajaya, Wanto membenarkan bahwa dalam proses pengerjaan pengaspalan ruas jalan tersebut memang benar-benar asal jadi, sebab pengerjaannya bukan dalam waktu sehari malahan cuma setengah hari.
“Waduh gak sesuai kalau gitu, saya lihat proses pengerjaannya juga gak masuk akal, saya lewat sekitar jam 10 waktu itu, mereka masih menurunkan alat berat, dan belum mulai bekerja, terus pas sorenya saya lihat udah selesai” ungkapnya.
Wanto berharap agar Pemkab Lampung Tengah dan dinas terkait untuk melihat langsung hasil pembangunannya dan pihak terkait harusnya bersifat transparan terhadap publik, mengingat masyarakat setempat tidak tau besaran anggarannya yang dikeluarkan oleh pemerintah dalam melakukan pembangunan ruas jalan tersebut.
“Kami sih berharap agar pemerintah daerah bisa tegas, dan kalau bisa langsung turunlah untuk melihat hasilnya, dan kalau memang tidak sesuai, ya diupayakan lah diperbaiki lagi biar hasilnya bisa awet dalam jangka yang lama” pungkasnya.(*)