Scroll untuk baca artikel
LampungWisata

Melihat Keunikan Kampung Kopi, Desa Wisata di Lampung Barat

×

Melihat Keunikan Kampung Kopi, Desa Wisata di Lampung Barat

Sebarkan artikel ini
Desa Wisata Rigis Jaya di Kabupaten Lampung Barat, Lampung.(dok. Kemenparekraf)

LAMPUNG – Baru-baru ini, Kampung Rigis Jaya salah satu dari 50 desa wisata terbaik dalam Anugerah Desa Wisata Indonesia (ADWI) 2021, dikunjungi langsung oleh Menteri Pariwisata Sandiaga Uno. Desa wisata ini berlokasi di Kecamatan Air Hitam, Kabupaten Lampung Barat, Provinsi Lampung.

Menyimpan beragam keunikan hingga menarik Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf), untuk berkunjung pada Kamis (30/9/2021), saat ini Kampung Rigis Jaya cukup menjadi perhatian terutama oleh masyarakat dari luar daerah, seperti apa keunikannya?.

Scroll untuk baca artikel

Kampung Rigis Jaya memiliki beragam daya tarik yang dinilai sebagai keunggulan tersendiri. Beberapa di antaranya adalah keindahan alam dan budaya lokalnya yang bisa dinikmati wisatawan.

Alhasil, Kampung Rigis Jaya cocok dikunjungi pada pencinta kopi dan wisatawan pada umumnya yang ingin melakukan kegiatan wisata edukasi dan agrowisata.

melansir dari halaman resmi kemenparekraf Kegiatan wisata di Kampung Rigis Jaya memiliki perkebunan kopi dengan luas lebih kurang 498,34 hektar. Setiap satu hektarnya, desa wisata ini dapat menghasilkan dua ton kopi.

Hal ini membuat warga stempat mampu memproduksi kopi robusta mencapai 1.058 ton dalam setahun. Potensi inilah yang juga membuat Kampung Rigis Jaya disebut sebagai Kampung Kopi.

“Dengan adanya Kampung Wisata Rigis Jaya ini, industri kopi menjadi penopang dari pergerakan ekonomi masyarakat, sehingga membuka peluang lapangan kerja,” ujar Sandi saat berkunjung ke lokasi Kampung Kopi itu.

melansir dari rangkuman Kompas.com banyak kegiatan yang bisa dinikmati saat berkunjung ke lokasi wisata Desa Wisata Rigis Jaya.

  1. Menikmati pemandangan indah
    Kampung Kopi memiliki jarak sekitar 183 kilometer (km),atau waktu tempuh sekitar 3,5-4 jam dari Bandara Internasional Radin Inten II Lampung.
  2. Belajar tentang kopi
    Selama berkunjung, wisatawan bisa mempelajari seputar kopi, mulai dari pembibitan, budi daya, pengolahan pascapanen, penyangraian, hingga penyeduhan hingga menjadi minuman kopi lezat.

Wisatawan dimungkinkan untuk berinteraksi langsung dengan para petani, sehingga pengalaman wisata yang didapat memiliki kesan tersendiri.

“Anak-anak muda sangat suka dengan ice coffee. Ice coffee itu sinonim dengan Lampung Barat. Jadi, belum menjadi pencinta ice coffee, kalau anak-anak muda belum datang ke Kampung Rigis Jaya,” ujar Sandiaga.

  1. Beli aneka produk olahan kopi
    Jika masih belum puas hanya dengan belajar seputar kopi, pihak desa wisata juga menyediakan beragam produk berbahan dasar kopi.

Beberapa produk yang dapat diperoleh di sana adalah parfum kopi, hand sanitier kopi, hingga lukisan dari ampas kopi.

Sementara untuk daun kopi, masyarakat memanfaatkannya untuk membuat produk eco print berupa tote bag, hijab, pakaian, dan kain.

Dalam kunjungannya, Sandiaga sempat memborong 600 buah tote bag yang dibuat oleh masyarakat difabel Kampung Rigis Jaya.

Nantinya, tote bag ini akan dibagikan kepada para tamu kenegaraan dalam acara G-20 yang akan diselenggarakan di Bali.

“Eco print ini produknya ramah lingkungan. Untuk itu, saya pesan 600 tas untuk suvenir bagi para tamu kita di G-20. Ini akan membuka peluang kerja bagi teman-teman penyandang disabilitas,” ungkapnya.

  1. Jajan produk ekonomi kreatif
    Produk ekonomi kreatif lain yang terbuat dari bahan-bahan non-kopi dan bisa dibeli adalah pempek, tekwan, bakso bakar, es buah, madu, keripik pisang, keripik tempe, keripik pare, kerupuk nila, kue getuk, dan dodol.
  2. Melihat warisan leluhur Lampung Barat
    Masing-masing budaya di Indonesia memiliki warisan turun temurun yang masih ada hingga kini. Warisan tersebut ada dalam bentuk bermacam-macam, misalnya aturan adat atau motif kain.

Di Desa Wisata Rigis Jaya, ada warisan leluhur Lampung Barat yang masih terjaga hingga kini yaitu kain motif Cilugam.

  1. Belajar kebudayaan lokal
    Selain warisah leluhur yang bisa dilihat, wisatawan juga bisa belajar kebudayaan lokal saat berkunjung ke desa wisata ini.

Misalnya seputar arak-arakan dan tari sembah batik yang merupakan simbol penghormatan untuk para raja dan tamu istimewa.

Ada juga kesenian khas, seperti tari sekura atau tari topeng, dan gamolan pheking yang mirip dengan gamelan Jawa. Bedanya, gamolan pheking terbuat dari bambu.

  1. Bermalam di Kampung Rigis Jaya
    Jika merasa bahwa berwisata selama satu hari di Kampung Rigis Jaya masih kurang memuaskan, kamu bisa memperpanjang durasi kunjungan.

Pengunjung tidak perlu khawatir karena desa wisata ini memiliki homestay yang menyatu dengan rumah warga. Satu homestay terdiri dari satu hingga dua kamar. (*)