LAMPUNG TIMUR – Warga dua desa di Sekampung Udik Kabupaten Lampung Timur was-was dengan maraknya aksi maling memasuki ramadhan 1445 H/2024. Sebulan terakhir setidaknya ada 5 rumah jadi korban pencurian di Desa Toba.
Sementara di Desa Gunung Sugih Besar, aksi pencurian juga menyasar tanaman warga, seperti pisang, kelapa dan buah lainnya di areal peladangan, tak luput dari aksi kejahatan tangan jahil.
Warga di Desa Toba, Sekampung Udik saat ini pun makin waspada untuk mengamankan barang miliknya dari incaran para maling, terutama handpon yang jadi incaran pelaku pencurian.
Keterangan yang dihimpun Wawai News di desa Toba, pada 11 Maret 2024, rumah warga yang memiliki barang berharga terutama handpon jadi sasar maling.
Kejadian baru-baru ini seperti rumah Dulbagus, warga Kampung Induk Desa Toba, hilang dua unit hp dan rokok di warungnya. Rumah Dulbagus diketahui berjualan alakadarnya.
Begitu pun rumah Asim Sidik hilang dua unit handpon berbagai merek, kemudian rumah Kasih juga hilang dua unit handpon. Kejadian tersebut terjadi dalam sebulan terakhir, hingga membuat warga Desa Toba induk was-was dan cemas dengan kondisi tersebut.
“Kasihan rumah Pak Dulbagus, sebulan ini dua kali kemalingan. Sudah 4 unit handpon gadaian orang dan satu handpon miliknya pribadi lesap digondol ‘musang’ lokal,”ujar warga Toba mengibaratkan para maling lokal itu sebagai musang.
Dikatakan aksi maling tak kenal waktu, siang malam atau sore asal ada kesempatan. Seperti rumah Dulbagus, hanya ditinggal mandi, pulang handpon miliknya lesap digondol maling. Mereka masuk lewat pintu belakang rata-rata yang di sasar handpon.
Menurut sumber Wawai News di Desa Toba, dia mengaitkan maraknya aksi tersebut akibat peceklik yang tengah melanda usai kemarau panjang yang terjadi baru baru ini. Hal lain, dia pun mengkaitkan dengan maraknya judi online yang jadi trend baru di desa Toba.
“Sampai saat ini belum ada tindakan apapun, warga hanya waspada sendiri-sendiri. Belum ada Poskamling atau pihak kepolisian hadir di desa Toba ini,”ucapnya.
Sementara warga di Desa Gunung Sugih Besar mengaku hal serupa resah, akibat tanaman seperti buah-buahan rawan hilang, terutama jenis pisang dan kelapa tidak bisa selip.
“Saya heran pisang, ga bisa sampai tua di kebun, baru tua sedikit saja selip hilang. Meski dijaga dari pagi, sore pas ditinggal medoh, keesokannya hilang,”papar Menak.***