KOTA BEKASI – Pemerintah Kota Bekasi mulai memoles birokrasi dengan pendekatan baru: manajemen talenta ASN.
Bukan sekadar jargon seminar hotel bintang lima, strategi ini diklaim akan memetakan aparatur sipil negara menjadi kelompok talenta mulai dari yang benar-benar berpotensi, hingga yang hanya berpotensi bikin rapat molor.
Langkah ini, menurut Pemkot, tak lain untuk menggeser gaya lama birokrasi yang lebih sering mengandalkan “siapa anak siapa” ketimbang “siapa bisa apa”.
Kini, ASN Bekasi ditakar dengan dua indikator: Potensial dan Kinerja, lalu diproses lewat sistem penilaian berbasis digital. Hasilnya diharapkan objektif, transparan, dan mudah-mudahan tidak bisa diutak-atik.
Apa Manfaatnya?
Kepala Bidang Administrasi dan Pengembangan Karir Aparatur BKPSDM, Hanafi, S.Kom., M.Si., menegaskan bahwa manajemen talenta adalah kunci membentuk birokrasi modern.
“Manajemen talenta ASN menjadi kunci untuk menyiapkan ASN yang siap menjawab tantangan masa depan dan memberikan pelayanan terbaik bagi masyarakat,” ujarnya.
Optimisme Hanafi jelas, meski publik Bekasi mungkin masih trauma dengan kalimat “sistem baru” yang sering berarti sistemnya justru bikin ribet.
Publik kini menunggu: apakah manajemen talenta ini betul-betul mencetak ASN bintang atau sekadar melahirkan figuran birokrasi dengan nilai rapor digital kinclong tapi kerja tetap lemot?
Paling tidak, warga berharap hasil pemetaan talenta ASN tidak seperti peta harta karun bajakan: banyak kode misterius tapi tak pernah ketemu emasnya.
Kalau benar berhasil, Bekasi mungkin jadi pionir daerah yang berhasil mengubah ASN dari “Abdi Negara Santai” menjadi “Abdi Negara Sigap”.