Scroll untuk baca artikel
Info WawaiOpini

Mendongkrak Kreativitas Festival Ketupat

×

Mendongkrak Kreativitas Festival Ketupat

Sebarkan artikel ini
ilustrasi ketupat

Catatan Harian Abdul Rohman Sukardi –

WAWAINEWS – PADA 8 Syawal 1446 H (07/03/2025), masyarakat Trenggalek Jatim menyelenggarakan Lebaran Ketupat. Istilah setempatnya menyebut “kupatan”.

GESER UNTUK BACA BERITA
GESER UNTUK BACA BERITA

Berasal dari kata dasar kupat (ketupat). Ditambah akhiran an. Artinya menjadi “perayaan Lebaran Ketupat”.

Kupat merupakan Kerata Basa. Atau akronim dalam Bahasa Jawa. Ku = laku (tempaan). Pat = Papat (empat). Kupat = laku papat: empat tempaan.

Tepatnya empat tempaan sepiritual. Ialah ibadah Ramadhan, Zakat, Iedul Fithri dan Puasa Syawal 6 hari.

Ibadah Ramadhan menjadi tempaan pengendalian diri. Bukan semata menahan lapar dan haus sehari penuh. Tidak makan dan tidak minum dari matahari terbit hingga terbenam.

Melainkan tempaan menahan hawa nafsu. Ditambah perlombaan melakukan kebaikan. Islam mengajarkan pahala lipat ganda bagi pelaku kebaikan di bulan Ramadhan.

Output ibadah Ramadhan adalam tenggelam dalam kebaikan. Dalam Bahasa agama “menjadi bertaqwa”. Meninggalkan keburukan dan menjalankan perintah kebaikan dari pembuat kehidupan. Tuhan. Allah Swt.

Zakat merupakan ibadah sosial. Sarana menempa kepekaan sosial. Untuk peduli dalam mempersempit kesenjangan sosial.

Antara orang yang berkecekupan, sangat berkecukupan, dengan orang yang membutuhkan. Islam mengajarkan adanya hak orang miskin pada harta-harta yang dimiliki orang berkecukupan.

BACA JUGA :  Polemik Nasab Harus Berhenti Melalui Adu Bukti

Maka tanggung jawab orang berkecukupan untuk meringankan beban bagi yang berkekurangan.

Hari Raya Iedul Fithri diawali takbir-tahmid-tahlil. Sebagai ungkapan rasa Syukur kepada Allah Swt. Ibadah Ramadhan yang dilakukan dengan benar, sungguh-sungguh dan tulus, akan memperoleh ampunan Tuhan. Pelakunya diberi reward berada dalam derajad kesucian jiwa.

Bahasa lugasnya, Iedul Fithri menempa seseorang menghargai kehidupan. Bahwa kehiduan sangat berharga. Maka harus disyukuri melalui kreatifitas positif dalam menjalani kehidupan.

Usai sholat Ied, takbir-tahmid-tahlil dilanjut silaturahmi antar sesama. Menurunkan ego personal. Meminta maaf atas segala kesalahan.

Mempererat silaturahmi. Merupakan tempaan untuk saling menghargai. Memulai kehidupan sosial baru secara positif. Lepas dari segala emosi negatif antar sesama. Lepas dari jeratan perilaku negatif masa lalu.

Dilanjut puasa Syawal selama 6 hari. Mulai hari ke-2 Syawal hingga ke-7 Syawal. Islam mengajarkan bahwa puasa Ramadhan disambung puasa Syawal nilai pahalanya setara ibadah puasa setahun. Syawal sendiri memiliki makna “bulan peningkatan”.

Bukan berarti selesainya tahapan spiritual sebelumnya merupakan pembuka perilaku bebas. Termasuk membebaskan hawa nafsu. Melainkan merupakan momentum melanjutkan dan meningkatkan perilaku kebaikan.

BACA JUGA :  Ingat Hindari 5 Kesalahan Ini Momen Silaturahmi di IdulFitri

Selesainya empat tahapan tempaan spiritual inilah yang dirayakan masyarakat Trenggalek melalui tradisi kupatan. Atau perayaan lebaran ketupat.

Perayaan selesainya empat tempaan spiritual. Dirintis tokoh ulama setempat. Populer dengan sebutan Mbah Mesir. Di Kecamatan Durenan.

Pada hari ke-8 syawal, sekira matahari terbit, setiap warga melakukan kendurian di Mushola dan Masjid-Masjid. Dilanjut open house warga. Menyajikan menu Ketupat plus ayam Lodho beserta sayur. “O” nya di baca seperti “o” nya “bodhong”, “gerbong”.

Ialah ayam panggang utuh yang kemudian dimasak bumbu rempah, santan dan cabe pedas. Beda dengan opor. Karena tidak dipanggang.

Banyak pengunjung mendatangi open house itu. Saudara, kerabat, teman-teman. Menyantap ketupat, sayur dan lodho. Prakteknya mendatangi satu keluarga saja perut sudah penuh.

Kenyang. Ketupat plus Lodho dan sayur termasuk makanan berat. Acara ini membuat lalu lintas macet parah.

Perayaan itu kini berkembang menjadi mirip festival. Selain acara kendurian di Masjid/Mushola dan open house menu ketupat, juga dilakukan pawai ketupat. Arak-arakan keliling kampung.

Karnaval beragam tema. Seperti arak-arakan tumpeng ketupat raksasa. Arak-arakan beragam hiasan. Temanya random. Mirip karnaval peringatan hari kemerdekaan.

BACA JUGA :  Mengenal Empat Gangguan ISPA yang Umum Terjadi pada Remaja

Lokasi perayaan kupatan juga telah berkembang. Tidak hanya di Durenan. Melainkan merambah daerah-daerah lain di Trenggalek.

Tradisi itu perlu ditingkatkan dan dikemas lebih profesional. Agar bisa menjadi kalender pariwisata dengan pengunjung lebih luas. Sekaligus penggerak industri kreatif.

Diberi nama “Ketupat fest”, misalnya. Festival ketupat. Agar lebih populer. Sesuai namanya, perlu dibuat kreativitas dengan pernak pernik serba ketupat. Tidak random lagi.

Sebagai contoh: pawai dengan asesoris serba ketupat. Hiasan kendaraan dan kostum peserta pawai bernuasa ketupat. Berikut kreatifitas pesan-pesan menarik yang juga tetap bernuansa ketupat.

Lomba beragam metode penyajian menu ketupat. Lomba masak ketupat paling enak. Lomba inovasi varian masakan pendamping ketupat paling enak. Tidak hanya Lodho sebagaimana selama ini.

Misalnya berbahan ikan laut. Begitu seterusnya. Sehingga bisa mengeksplorasi kreativitas warga untuk mengembangkan “kebudayaan ketupat”.

Kupatan Trenggalek sudah menjadi tradisi. Terbuka luas perbaikan kreativitas inovatif pada penyelenggaraan masa-masa mendatang.

Untuk menjadi kalender pariwisata baru lebih menarik. Menjadi pendongkrak industri kreatif. Sebuah festival dengan makna dan pesan spiritual mendalam.

• ARS – Jakarta (rohmanfth@gmail.com)