Scroll untuk baca artikel
Nasional

Mengenal Sosok Marsinah yang Disebut Presiden Prabowo di Peringatan May Day 2025

×

Mengenal Sosok Marsinah yang Disebut Presiden Prabowo di Peringatan May Day 2025

Sebarkan artikel ini
Sosok Marsinah menggema di May Day, diusulakn jadi Pahlawan
Sosok Marsinah menggema di May Day, diusulakn jadi Pahlawan

JAKARTA – Sosok Marsinah namanya itu disebut Presiden Prabowo di hadapan ribuan buruh, yang berkumpul di lapangan Monas, dalam peringatan May Day (Hari Buruh) 2025.

Sosok Marsinah, menghiasi spanduk setiap aksi buruh, hari ini 1 Mei 2025 nama Marsinah menggema dari podium kenegaraan. Begitu lantangnya suara Presiden Prabowo menyebut nama Marsinah yang disambut riuh para buruh.

GESER UNTUK BACA BERITA
GESER UNTUK BACA BERITA

Dalam pidato peringatan Hari Buruh Internasional di Lapangan Monas, Presiden RI Prabowo Subianto menyatakan dukungannya agar Sosok Marsinah diangkat sebagai Pahlawan Nasional.

Dukungan ini muncul sebagai respons atas aspirasi para pimpinan serikat buruh yang hadir dalam pertemuan dengan Presiden.

“Pak, kenapa sih tidak ada pahlawan nasional dari kaum buruh?” ujar Prabowo, mengutip pertanyaan yang diajukan kepadanya. “Lalu mereka bilang, bagaimana kalau Marsinah, Pak?”

Prabowo menyambut usulan itu. Ia menyatakan siap mendukung pengusulan Marsinah, asal seluruh pimpinan serikat buruh sepakat. “Saya akan mendukung Marsinah menjadi Pahlawan Nasional,” tegasnya.

Marsinah Buruh Pabrik Arloji

Marsinah merupa buruh yang Lahir di Nganjuk, Jawa Timur, pada 10 April 1969, Marsinah dikenal sebagai buruh perempuan yang berani memperjuangkan hak-hak pekerja.

BACA JUGA :  5 Nama Masuk Bursa Dubes RI untuk AS

Ia bekerja di sebuah pabrik arloji di Sidoarjo dan aktif dalam aksi-aksi tuntutan kenaikan upah dan perbaikan kondisi kerja.

Pada Mei 1993, usai memimpin mogok kerja, Marsinah diculik. Beberapa hari kemudian, ia ditemukan tak bernyawa. Kasus pembunuhannya tak pernah benar-benar diusut tuntas.

Tapi kisahnya menjelma simbol perjuangan kelas pekerja, terutama bagi buruh perempuan.

Setiap tahun, namanya selalu disebut di jalanan saat May Day. Tapi selama ini, pengakuan negara hanya berhenti di ruang solidaritas rakyat.

Langkah Simbolik atau Gerbang Sejarah Baru?

Dukungan terbuka dari Presiden Prabowo membuka peluang baru bagi pengakuan resmi atas perjuangan buruh di Indonesia. Jika terwujud, Marsinah akan menjadi pahlawan nasional pertama dari kalangan buruh.

Namun sejumlah aktivis mengingatkan agar proses ini tidak berhenti sebagai retorika. “Simbol penting, tapi harus ada langkah konkret,” kata seorang pegiat buruh dalam aksi di Bandung.

Bagi banyak orang, Marsinah bukan sekadar nama. Ia adalah luka sejarah yang belum sembuh, sekaligus nyala harapan yang terus dijaga.

BACA JUGA :  Jokowi Semakin Tak Terkendali

Perlawanan Marsinah

Pada tahun 1993, Surat Edaran Gubernur Jawa Timur Nomor 50 Tahun 1992, berisi imbauan agar perusahaan menaikan kesejahteraan karyawan dengan kenaikan gaji sebesar 20% gaji pokok.

Sangat disayangkan, karena tidak semua perusahaan mau menaati kebijakan gubernur tersebut. Salah satu perusahaan yang mangkir adalah PT. Catur Putra Surya (PT. CPS), tempat Masinah bekerja.

Marsinah dan teman-temannya tak terima dengan perlakuan perusahaan, akhirnya buruh memutuskan mogok kerja pada 3 dan 4 Mei 1993.

Tuntutannya adalah, menaikan upah dari Rp. 1.700 menjadi Rp. 2.250 per hari. Sekitar 5000 buruh ikut turun ke jalan, bahkan Marsinah ikut menyampaikan orasinya di barisan paling depan.

Perusahaan menyanggupi tuntutan Marsinah dan kawan-kawannya. Bahkan, turut membahas penghitungan upah lembur, uang transport, cuti haid, dan cuti hamil.

Tapi, ada 13 temannya dipanggil oleh Pasi Intel Kodim 0816 Sidoarjo atas laporan perusahaan, sebagai dalang kerusuhan dan mogok kerja.

Marsinah mengancam, akan membawa kasus ke meja hukum jika teman-temannya dianiaya saat interogasi di Markas Kodim Sidoarjo.

Marsinah tak tahu, keberaniannya itu, akan berdampak buruk di malam berikutnya.

BACA JUGA :  Presiden Soeharto Gandengkan Tiga Idiologi Ekonomi, Bagaimana dengan Prabowo?

Ternyata dugaan tersebut tak meleset, keesokan harinya, 10 temannya dipecat secara sepihak oleh perusahaan. Alasannya, perusahaan sedang dalam keadaan fnansial yang tak menentu. Surat pemecatan sudah disiapkan dan tinggal ditandatangani saja.
Ketika tahu hal ini, Marsinah langsung menunjuk perusahaan melanggar kesepakatan butir ke-10 yang menyebutkan, perusahaan tidak akan melakukan intimidasi atau mencari kesalahan karyawan terkait unjuk rasa PT.CPS.

Berbekal surat tersebut dan lembaran berkas surat panggilan Kodim Sidoarjo, ia melenggang meninggalkan Tugu Kuning, Desa Siring untuk protes ke perusahaan. Setelahnya Marsinah hilang bak ditelan bumi.

Pada hari Minggu, 9 Mei 1993, jasadnya ditemukan di dalam hutan jati Wilangan, Dusun Jegong, Desa Wilangan. Tubuhnya sudah penuh dengan luka memar bekas pukulan benda keras.

Kedua pergelangannya lecet, tulang panggul hancur, dan di bagian vaginanya terdapat bercak darah.

Hasil otopsi menyatakan hasil lebih mengiris hati lagi, yakni luka pada pipi, siku, lengan, perut, luka robek di perut, tulang punggung depan hancur, memar di kandung kemih, pendarahan pada rongga perut, serta penembakan dengan senjata tajam di bagian vagina.***