Opini

Menjadi Bagian dari Presiden

×

Menjadi Bagian dari Presiden

Sebarkan artikel ini
Abdul Rohman Sukardi
Abdul Rohman Sukardi

Catatan Harian Abdul Rohman Sukardi

WAWAINEWS.ID – Itulah perubahan kinerja Biro Pers Kepresidenan. Kantor Komunikasi Kepresidenan.

GESER UNTUK BACA BERITA
GESER UNTUK BACA BERITA

Atau kolaborasi keduanya. Atau ada instansi lain yang terlibat. Entah mana yang dominan.

Terjadi ketika usia jabatan Persiden Prabowo belum genap satu bulan. Kedua lembaga kepresiden itu menunjukkan kinerjanya yang positf.

Apa itu?

Ialah membuat rasa keterlibatan masyarakat dalam setiap kegiatan Presiden dan wakil Presiden. Melalui live streaming youtube. Tayangan momen-momen penting: prosesi kedatangan presiden dalam kunjungan kenegaraan.

Sambutan kunjungan kenegaraan. Jamuan keneragaraan. Tayangan pidato full tanpa dipotong.

Semuanya membuat masyarakat serasa terlibat dalam agenda presiden. Bahkan bisa menciptakan rasa keterlibatan spirit perjuangan.

Merasakan bagaimana suasana presiden berjuang membangun bangsa di berbagai altar. Baik di lapangan diplomasi internasional, di sawah-sawah bersama rakyat, maupun dalam rapat-rapat kabinet.

Era smart phone dan era digital membuat perubahan besar. Dalam strategi media maupun komunikasi secara umum.

BACA JUGA :  Mahfud MD, Sebut Buzzer Hama Demokrasi, Tapi Itu Konsekuensi

Dahulu kita mengenal konten berita: laporan pandanga mata. Jurnalis menyajikan informasi amatan pandangan mata atas peristiwa-peristiwa penting.

Kontent Hot News: penyajian berita-berita atau informasi menarik seputar peristiwa penting.

Metode itu kini sudah usang. Tidak laku. Kalah oleh gempuran cuplikan foto dan video peristiwa melalui beragam flatform media sosial.

Foto dan video menyajikan jutaan intepretasi dan tafsir dari sebuah peristiwa. Laporan para jurnalis menjadi sangat basi.

Pendulum strategi komunikasi dan media menjadi bergeser. Metode framing menguat.

Ialah teknik mempengarui cara pandang terhadap suatu informasi atau peristiwa. Cara membingkai cerita atau isu itu adalah framing.

Framing dipergunakan untuk mempengaruhi opini, keputusan, ataupun memperkuat stereotif. Tergantung kepentingannya.

Pada fase ini para framer (pembuat framing) laku keras. Skill membuat framing, baik melalui tulisan, foto maupun media merupakan sosok yang dicari.

Konten yang dibuat, dibantu persebarannya oleh para buzzer. Memanfaatkan algoritma beragam flatform digital.

BACA JUGA :  Jaminan Hari Tua Hanya Impian Muluk atau Jaminan Harapan Terlempar

Pada titik inilah, metode “mengabarkan peristiwa”, sudah tamat.

Kompetisi politik maupun bisnis, membuat metode framing kadang dibuat berlebihan. Bagi hater, keahlian itu dipergunakan menjatuhkan lawan.

Bagi lawan hater, framing kadang dibuat hiperbolik. Menggambarkan agenda atau tokoh pujaannya dalam karakter sempurna. Kadang jauh dari realitas.

Pertarungan antara hater dan lawan hater dalam penerapan teknik framing ini menemukan resultante. Berupa kehadiran live streaming youtube. Mupun live feature beragam flatform media sosial lainnya.

Dahulu live event itu berbiaya mahal. Kini hanya bermodal paket internet. Metode inilah yang kini diterapkan Biro Pers Kepresidenan dan Kantor Komunikasi Kepresidenan.

Mengajak masyarakat terlibat secara langsung setiap agenda Presiden dan Wakil Presiden. Live dan real.

Melalui live streaming. Ataupun tayangan kegiatan presiden-wapres secara full. Rakyat bukan saja serasa diajak terlibat. Melainkan bisa mengikuti, mencermati dan bahkan menganalisa sendiri setiap jejak kebijakan yang ditorehkan presiden.

Tida dibajak oleh analisa para framer. Baik hater maupun lawan hater.

Originalitas informasi itulah yang menjadikan rasa keterlibatan itu hadir. Rakyat seakan diajak membersamai perjuangan Presiden dan Wakil Presiden membangun bangsa.

BACA JUGA :  Mayor Agus Yudhoyono Wapres, Pantaskah?

Bahkan diajak merasakan suasana cengkerama presiden dengan para pemimpin-pemimpin dunia. Merasakan even yang dihadiri Presiden.

Metode komunikasi langsung ini tidak saja menghadirkan rasa keterlibatan kiprah presiden di tengah masyarakat. Melainkan juga menjadi sekolah leadership.

Jutaan rakyat bisa melihat dan mempelajari. Bagaimana kepemimpinan puncak bangsa itu seharusnya diperankan.

Baik kegiatan kenegaraan di dalam negeri. Maupun diplomasi tingkat tinggi di luar negeri.

Live streaming youtube kini menjadi ancaman para framer. Konten kreator. Penulis. Untuk membuat karya lebih original dengan analisa mendalam. Bukan sekedar pertengkaran melalui metode framing.

Menjadi kecenderungan setiap manusia. Ingin setiap hal lebih jujur dan original. Termasuk dalam menyajikan informasi dan analisa. Maupun opini terhadap peristiwa.

Ini sudah era real live.

ARS (rohmanfth@gmail.com), Jaksel, 18-11-2024