WAWAINEWS.ID – Memprihatinkan, kondisi areal sawah di Pekon Pardawaras, Semaka, Kabupaten Tanggamus mengalami pendangkalan dampak dari saluran irigasi yang tidak berfungsi.
Hal itu membuat petani dalam mengelola sawahnya hanya mengandalkan air hujan selama bertahun-tahun akibat belum ada perhatian.
“Kami hanya dapat mengolah sawah setahun sekali panen akibat pasokan air terbatas,” kata Indra petani di Pardawaras sebagaimana dilansir wawai news, Minggu, 19 November 2023.
BACA JUGA : Janji Tinggal Janji, Ganti Untung Lahan Petani Terdampak Bendung Gerak Jabung Masih Mimpi
Dikatakan bahwa irigasi yang ada tersebut selama ini berfungsi untuk mengairi puluhan hektare sawah. Namun, setelah terjadi pendangkalan, puluhan hektare lahan itu menjadi sawah tadah hujan.
Menurutnya, kondisi itu telah terjadi cukup lama. Bahkan berbagai cara dilakukan petani agar bisa menjadi perhatian agar petani bisa mengelola sawah maksimal. Tapi hasilnya masih nol.
BACA JUGA : Puluhan Petani di Lampung Timur Ancam Rusak Paksa Bendung Gerak Jabung
“Pendangkalan ini, sudah lama. Kami telah mengajukan proposal agar segera diperbaiki. Sayangnya sampai saat ini belum ada perbaikan,” ujarnya.
Diketahui sebelumnya, Kabid Tanaman Pangan Dinas Ketahanan Pangan, Tanaman Pangan, dan Hortikultura (KPTPH) Tanggamus, Rahmat Hidayat, mengatakan petani di Kecamatan Semaka belum menggarap lahan sawahnya secara keseluruhan.
Sebab, debit air musim hujan 2023 hanya cukup untuk seperempat total lahan. Catatan KPTPH Tanggamus, luas lahan sawah di Kecamatan Semaka mencapai 1.371,99 hektare yang tersebar di 22 pekon.
BACA JUGA : Kabar Baik Bagi Petani, Wapres Bilang Lahan Milik Pemerintah Akan Dimaksimalkan Jadi Lahan Produktif
“Kecamatan Semaka sebagian sudah olah tanah dan sebagian musim tanam,” kata Rahmat.