PertanianZona Bekasi

Musim Kemarau, Ancaman Gagal Panen Resahkan Petani Bekasi

×

Musim Kemarau, Ancaman Gagal Panen Resahkan Petani Bekasi

Sebarkan artikel ini
Foto: Ilustrasi
Foto: Ilustrasi

BEKASI – Petani di Desa Ridomanah, Bojongmangu Kabupaten Bekasi, mulai mencari siasat agar tidak gagal panen akibat kemarau yang mulai melanda. Mereka mengkhawatirkan padi miliknya mengalami gagal panen.

Diketahui petani setempat selama ini menggunakan sistem tadah hujan. Ketika memasuki musim kemarau para petani harus mensiasati agar bisa memperoleh pasokan air ke areal pertaniannya.

GESER UNTUK BACA BERITA
GESER UNTUK BACA BERITA

“Petani ga ada saluran air, andalkan air hujan untuk sawahnya. Sebagian yang punya mesin nyedot dari sungai, kalau yang jauh begini ga ada mesin ya gagal panen,” kata Najudin di Bojongmangu, Rabu, 31 Juli 2024.

BACA JUGA :  Diserang Hama Ulat, Petani Jagung di Margasekampung Terancam Gagal Panen

Mereka mengakui bahwa sudah mulai menanam bibit padi ini sejak April 2024 lalu. Sebagian besar, padi miliknya telah memasuki masa panen. Namun hasil produksi dan kualitasnya menurun dibanding musim penghujan.

“Kalau normal panen satu hektar itu bisa lima ton, saat ini cuma dapet yang lima kwintal, tiga kwintal itu udah paling bagus. Itu panen di pilah-pilah,” tambahnya.

Sedangkan tanaman padi yang tidak memiliki nilai jual, sebagian besar ditinggalkan begitu saja oleh petani. Padi itu sengaja dibiarkan untuk menjadi makan ternak. Akibat berkurangnya produksi padi dampak kemarau panjang itu, Muhyar mengalami kerugian mencapai puluhan juta rupiah.

“Kerugian kalau per hektarnya saya biasa panen 4 sampe 5 ton. Sekarang mah total gak panen, paling buat gabah dirumah. Rugi untuk traktor, solarnya juga, ya resiko kayak gitu. Kalau dihitung sekitar Rp15 jutaan, 1 hektarnya. Saya garap 2,5 hektar,” ucapnya.

BACA JUGA :  Tak Terima Anak Perempuannya Diperalat, Ayah di Bekasi Lapor Polisi

Terpisah, Pj Bupati Bekasi, Dani Ramdan mengatakan, hingga saat ini pihaknya belum menerima laporan kekeringan air bersih atau sawah yang puso dampak dari musim kemarau. Namun, Dani mengakui, terdapat beberapa petani baik di wilayah utara maupun selatan yang mulai mengkhawatirkan produksi padinya menurun.

“Antisipasinya kita siapkan ada hampir 60 pompa baru untuk dibagikan petani sekaligus bantuan BBMnya, normalisasi sungai sampai akhir bulan ini kita gencarkan,” tandasnya.