WAWAINEWS – Baru tepilih sebagai Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) Yahya Cholil Staquf langsung membuat pernyataan tegas dengan melarang Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) untuk membawa identitas NU dalam pentas politik.
Sebaliknya, Yahya justru membuka ruang jika ada pengurus PKB yang hendak bergabung dengan PBNU.
Diakuinya bahwa NU memiliki kedekatan erat dengan PKB. Namun, NU tidak boleh menjadi alat politik PKB atau partai-partai politik lain.
“Jelas NU dengan PKB alami sekali, karena dulu PKB sendiri diinisiasi, dideklarasikan oleh pengurus-pengurus PBNU, itu satu hal. Tapi sekali lagi, tidak boleh lalu NU ini jadi alat dari PKB atau dikooptasi dengan PKB,” tegas Yahya.
Melansir dari Bergelora, bahwa mantan Anggota Dewan Pertimbangan Presiden Joko Widodo itu ingin PBNU merangkul semua kelompok. PBNU akan menjadi wadah komunikasi antara perwakilan partai politik.
“Tidak boleh ada satu warna, semuanya harus bisa mendapatkan kesempatan sehingga NU sendiri bisa jadi semacam warna clearing house untuk menyepakati hal yang berbeda kepentingan-kepentingan,” tutur Yahya.
Selain itu, Yahya memastikan tidak pernah ada intervensi pemerintah ke organisasinya. Intervensi juga tidak terjadi meski eks Rais Aam PBNU Ma’ruf Amin terpilih sebagai wakil presiden.
Yahya mengatakan, PBNU tetap mengkritik untuk mengevaluasi kinerja pemerintah. Namun, PBNU tetap membuka peluang mendukung kebijakan pemerintah yang memiliki maslahat bagi masyarakat.
“Ketika Kiai Ma’ruf Amin yang mantan Rais Aam PBNU menjadi wakil presiden, kita tidak ada sama sekali intervensi pemerintah ke dalam NU, semua berjalan dengan alami,” ujar Yahya. (*)