WAWAINEWS – Sekuel perdana Spider-Man versi Tom Holland tak sesegar film pertamanya, Homecoming.
Meskipun sudah membahas soal kematian Tony Stark dan memunculkan penjahat lumayan berkesan (Mysterio alias Jake Gyllenhaal), Far From Home tidak memberikan kesan yang mendalam.
Pembuatnya sepertinya sadar akan hal ini dan membuat Spider-Man: No Way Home menjadi entry Spider-Man yang paling seru, paling ambisius dan paling emosional.
Susah sekali membicarakan soal Spider-Man: No Way Home tanpa spoiler.
Tapi cerita sederhananya adalah begini: dunia sangat berubah sejak ending Far From Home.
Setelah Mysterio membocorkan rahasia asli Spider-Man kepada dunia, semesta Peter Parker (Tom Holland) langsung berubah.
Ia bersama MJ (Zendaya) langsung diserbu oleh warga-warga kepo. Tidak hanya MJ, hidup Tante May (Marisa Tomei) yang tadinya relatif adem ayem juga menjadi heboh.
Sampai-sampai mereka semua harus pindah ke apartemen Happy (Jon Favreau) untuk berlindung dari media.
Selain semua orang berlomba-lomba menjadi teman Parker dan kemana pun dia pergi dia selalu dicemooh, aksi Mysterio membuat Parker, MJ dan Ned (Jacob Batalon) tidak diterima di kampus idaman mereka.
Kecewa dan merasa bertanggung jawab atas kekacauan ini, Parker memutuskan untuk bertemu dengan Dr.
Strange (Benedict Cumberbatch) dan memintanya untuk membuat semua orang melupakan bahwa dia adalah Spider-Man.
Ralat, semua orang kecuali orang-orang terdekatnya. Aksinya ini akhirnya mengundang masalah baru yang justru membuat hidup Parker semakin rumit.
Yang menarik dari Spider-Man: No Way Home adalah cara Jon Watts, yang kembali untuk ketiga kalinya menyutradarai seri ini versi Tom Holland, mempertahankan tone filmnya yang jenaka. Dibandingkan dengan dua versi Spider-Man sebelumnya, versi yang ini memang jauh terasa lebih modern dan easy going.