WAWAINEWS.ID – Ombudsman Perwakilan Lampung menyebutkan bahwa pelayanan ibadah haji 2023 dianggap tidak jauh lebih baik dari tahun sebelumnya. Meskpun pemerintah telah menaikan biaya penyelenggaraan ibadah haji (bipih).
“Pelayanan ibadah haji 2023 dinilai tidak lebih baik dibanding tahun-tahun sebelumnya,”ungkap Nur Rakhman Yusuf Kepala Ombudsman Perwakilan Lampung, sangat menyayangkan pelayanan haji tahun ini, Minggu 2 Juli 2023.
Menurutnya kenaikan Bipih seharusnya diimbangi oleh pelayanan haji yang meningkat lebih baik. Tidak seperti tahun ini cenderung menurun dan banyak konflin mengingat penyelenggaraan haji yang relatif rutin setiap tahun.
BACA JUGA : Puncak Haji Berakhir, Seluruh Jemaah Haji Indonesia sudah Kembali ke Hotel di Makkah
Hal lain lanjut dia, masalah kesehatan jemaah yang menjadi atensinya. Sebab jemaah banyak yang komplain soal cita rasa makanan yang monoton.
Pada akhirnya jemaah enggan makan dan akan berdampak pada kesehatannya saat melaksanakan ibadah haji.
BACA JUGA : Haji dan Politik Identitas Global
Masalah lain seperi living cost jemaah yang dipotong pada tahun ini. Jumlah dana yang diberikan untuk ongkos hidup selama di tanah suci adalah sebesar 750 riyal atau sekitar Rp3.030.000.
Jumlah ini hanya setengah dari dana living cost tahun sebelumnya yang mencapai 1.500 riyal atau sekitar Rp6 juta. Jemaah diberikan uang pecahan rupiah bukan riyal.
“Kalau rupiah merepotkan jemaah banyak yang ga paham bagaimana harus menukarkan uang tersebut,” kata dia.
“Yang pasti dan banyak dikomplain terkait pemondokan dan katering yang kadang terlambat,” kata dia.
BACA JUGA : Sebut Al Zaytun Menyimpang, MUI Lampung Minta Ditindak Tegas
Selanjutnya masalah transportasi antara pihak masyair dengan Kemenag yang kurang koordinasi. Hal itu membuat jemaah terlantar di Muzdalifah selama 12 jam.