Scroll untuk baca artikel
Lingkungan Hidup

Pemerintah Desa GSB Jangan ‘Masuk Angin’, Wabah Hama Lalat Jadi Teror Setiap Tahun

×

Pemerintah Desa GSB Jangan ‘Masuk Angin’, Wabah Hama Lalat Jadi Teror Setiap Tahun

Sebarkan artikel ini
Lalat yang meresahkan warga di Desa Gunung Sugih Besar, Kecamatan Sekampung Udik, warga menuding wabah itu akibat adanya kandang ayam di tengah pemukiman warga
Lalat yang meresahkan warga di Desa Gunung Sugih Besar, Kecamatan Sekampung Udik, warga menuding wabah itu akibat adanya kandang ayam di tengah pemukiman warga- foto dok Jali

LAMPUNG TIMUR – Populasi hama lalat jadi momok bagi lingkungan di wilayah Desa Gunung Sugih Besar, Sekampung Udik, Lampung Timur. Wabah lalat terus terjadi setiap tahun yang diduga dampak dari aktivitas peternakan ayam oleh PT CAP yang tak jauh dari lingkungan warga.

Wabah hama lalat itu, tanpa ada solusi dari pemerintah desa yang dinilai cuek alias ‘masuk angin’. ketika populasi lalat meningkat warga hanya diberi obat pembunuh lalat, pembagian pun disebut warga tak merata.

GESER UNTUK BACA BERITA
GESER UNTUK BACA BERITA

Hal lain jelas warga, Pemberian obat lalat bukan solusi, karena dianggap tidak memberi dampak positif, pasalnya kerumunan lalat masih menghantui lingkungan.

BACA JUGA :  Hama Lalat Terus Terjadi di Desa GSB, Pengawasan Pemerintah ke PT CAP Dipertanyakan

“Kami meminta desa bisa memberi solusi jangan melakukan pembiaran begini. Karena ini terjadi tiap tahun, sejak ada kandang Ayam di sekitar lingkungan kami,”ungkap Abdul Malik warga sekitar yang tak jauh dari lingkungan lokasi peternakan ayam, pada Kamis 4 April 2024.

Malik sapaan akrab, mengaku sudah sangat jengkel dengan kondisi serangan hama lalat tersebut karena cukup meresahkan. Ia pun meminta ada tindakan tegas terhadap kandang ayam tersebut.

Selama bulan suci Ramadhan 1445 H/2024 warga Desa Gunung Sugih Besar,  dibuat resah oleh hama lalat yang menyerang pemukiman warga. Mereka harus buka dan sahur bersama lalat, bahkan lalat masuk hingga ke tempat tidur.

Menurut Mad Robert, sapaan akrab Abdul Malik, pemerintah desa harus memikirkan dampak lingkungan, jangan alasan investasi, tapi dampak membuat warga ramai tidak nyaman. Apalagi hama lalat ini wabah penyakit.

BACA JUGA :  Kawanan Hama Lalat Serang Pemukiman Warga di Desa Gunung Sugih Besar Lamtim

“Desa harus tegas, jangan setelah ada keluhan begini dimanfaatkan untuk bar-gaining tertentu dengan pihak peternakan hingga keluhan warga dicuekin. Karena hal yang sama seperti ini terjadi pada Februari tahun lalu. Hasilnya apa?,”tanya Malik, menyebutkan hama lalat masih tetap terjadi.

Dikatakan kesabaran warga ada batasnya terkait kondisi dampak lingkungan akibat serangan hama lalat yang cukup meresahkan. Harusnya kepala desa bertindak tegas tidak seolah-olah berpihak kepada pengusaha, tapi membiarkan warganya sekampung terdampak.***