LAMPUNG – Anjloknya harga singkong di Lampung disebutkan karena kalah bersaing dengan harga import sagu yang lebih murah. Hal lain, panen melimpah pada saat memasuki musim penghujan.
Hal tersebut disampaikan oleh Subardi perwakilan dari Pabrik Sinar Laut, pada saat rapat dengan perwakilan petani dan pemerintah di Gedung DPRD Lampung Utara pada Kamis 12 Desember 2024.
Dia mengatakan bahwa penurunan harga singkong disebabkan oleh persaingan dengan produk impor, khususnya sagu yang lebih murah. Produk singkong di Lampung jelasnya, kalah bersaing dengan impor sagu karena kadar Aci singkong Lampung lebih rendah saat musim hujan seperti saat ini.
Dalam kesempatan itu, Subardi juga mengungkapkan bahwa pihak pabrik sudah menyesuaikan timbangan, namun mereka tetap berharap agar impor sagu dihentikan untuk membantu petani lokal.
Rapat tersebut diakhiri dengan keputusan bahwa jika harga singkong tidak naik, maka sesuai kesepakatan, Pabrik Sinar Laut akan ditutup sementara mulai pukul 09.00 WIB pada hari yang sama.
Sebagaimana dikutif Wawai News, sebelumnya Dinas Pertanian Provinsi Lampung meng-klaim telah melakukan investigasi terkait anjloknya harga singkong di Lampung.
Sebagaiman disampaikan Kepala Dinas Pertanian Provinsi Lampung, Bani Ispriyanto bahwa, anjloknya harga singkong disebabkan panen yang melimpah.
Untuk mencari solusi permasalahan ini, Bani menyebut pihaknya bakal mengadakan pertemuan dengan Petani serta pengusaha Singkong di Lampung.
“Kita sudah melakukan investigasi lapangan, Laporannya akan kita sampaikan ke pak gubernur,” kata dia.
Setelah itu pihaknya akan mengadakan pertemuan dengan para petani dan pengusaha singkong, untuk mencari solusi yang ideal sebagai acuan untuk singkong. Diakuinya bahwa saat ini Harga Singkong di Lampung berkisar sekitar Rp 1.100 rupiah.
Sementara berdasarkan pantauan harga di lapangan bervariasi sekitar Rp 1,100. Tapi yang diterima petani sekitar Rp 800. Hal tersebut paparnya berdasarkan laporan yang diterima.***