TANGGAMUS — Suasana duka menyelimuti warga Pekon Mulang Maya, Kecamatan Kota Agung Timur, Kabupaten Tanggamus, setelah seorang petani setempat ditemukan meninggal dunia di area kebun miliknya pada Senin (10/11/2025) sore. Korban diketahui berinisial ZL, warga pekon setempat yang sehari-hari bekerja sebagai petani.
Kapolsek Kota Agung, AKP Feriyantoni, mengatakan pihaknya bersama Unit Inafis Polres Tanggamus dan tim medis UPTD Puskesmas Kota Agung Timur telah turun langsung ke lokasi untuk melakukan pemeriksaan awal dan olah tempat kejadian perkara.
“Kami telah melakukan olah TKP dan meminta keterangan dari sejumlah saksi yang pertama kali menemukan korban,” ujar AKP Feriyantoni mewakili Kapolres Tanggamus, AKBP Rahmad Sujatmiko, Selasa (11/11/2025).
Dari hasil pemeriksaan awal, tidak ditemukan tanda-tanda kekerasan di tubuh korban. Berdasarkan keterangan keluarga, sebelum ditemukan meninggal dunia, korban sempat pulang ke rumah bersama istrinya sekitar pukul 17.00 WIB. Tak lama kemudian, ia berpamitan untuk kembali ke kebun, namun hingga menjelang malam tak kunjung pulang.
Khawatir terjadi sesuatu, pihak keluarga melakukan pencarian. Sekitar pukul 18.30 WIB, dua anggota keluarga korban, Wawan dan Repi, akhirnya menemukan korban dalam kondisi sudah tidak bernyawa di bawah pohon manggis di kebun miliknya, yang berjarak sekitar satu kilometer dari rumah.
“Dari hasil pemeriksaan, tidak ada tanda kekerasan. Keluarga menerima kejadian ini sebagai musibah dan menolak dilakukan autopsi. Jenazah telah kami serahkan untuk dimakamkan di TPU Pekon Mulang Maya,” jelas Kapolsek.
Kapolsek menuturkan, pihak kepolisian turut menyampaikan belasungkawa yang mendalam atas peristiwa tersebut. Ia mengimbau masyarakat agar lebih peduli terhadap kondisi sosial dan psikologis di lingkungan sekitar, terutama bila ada warga yang menunjukkan tanda-tanda tekanan batin atau permasalahan pribadi.
“Kami mengajak seluruh masyarakat untuk saling peduli. Bila ada anggota keluarga atau tetangga yang terlihat murung, menyendiri, atau mengalami masalah, jangan biarkan sendiri. Ajak bicara, berikan dukungan, atau laporkan kepada pihak terkait agar bisa mendapat pendampingan,” imbau AKP Feriyantoni.
Ia menambahkan, kepedulian sosial merupakan benteng pertama dalam menjaga kesehatan mental dan mencegah tragedi kemanusiaan di lingkungan masyarakat.
“Kami akan terus berkoordinasi dengan aparatur pekon, tokoh agama, tokoh masyarakat, dan tenaga kesehatan untuk memperkuat kegiatan pembinaan dan penyuluhan tentang kesehatan mental serta ketahanan keluarga,” tutupnya.
Peristiwa ini menjadi pengingat bahwa kehidupan di desa, yang tampak tenang dan sederhana, juga menyimpan tantangan batin yang kadang tak terlihat. Kepedulian dan komunikasi antarwarga menjadi kunci agar tidak ada lagi duka serupa yang harus terjadi di tengah masyarakat.













