LAMTIM – Panen jagung di sebagian wilayah Kabupaten Lampung Timur, belum selesai. Namun petani setempat mulai mengeluhkan adanya kelangkaan pupuk yang mulai terjadi.
Hal tersebut diakui Adi, salah seorang petani di desa Toba, Kecamatan Sekampung Udik, Kabupaten Lampung Timur. Dia mengakui saat ini sudah selesai panen tapi tidak bisa langsung melakukan penanaman karena pupuk di pasaran kosong.
“Pupuk kosong, semua tempat tidak ada, bahkan di Ketua Gapoktan pun nihil, begitupun di Pasar Merandungsari,”ujarnya Minggu (22/3/2020).
Menurutnya, hal tersebut menjadi kecemasan sendiri bagi petani di wilayah Sekampung Udik. Mereka berharap pemerintah setempat bisa menjamin ketersediaan pupuk menjelang masa tanam setelah panen raya.
Dikatakan, memasuki tahun 2020, petani jagung di Lampung Timur, selain dihadapkan dengan harga relatif murah juga harus merugi akibat tidak maksimalnya panen karena serangan hama.
“Tahun ini, sudah lah harga jagung murah, pupuk susah didapat harga pupuk pun tinggi. Harga tinggi bagi warga, tak soal jika ketersediaan terjamin, ini harga tinggi pupuk langka,”tukasnya.
Diketahui harga jagung panen raya saat di Wilayah Lampung Timur hanya berkisar Rp2500/kg. Harga tersebut dinilai rendah dibanding sebelumnya. Saat ini semua jenis pupuk seperti Urea, SP36 ataupun NPK Phonska langka.
Sementara untuk harga diketahui seperti pupuk jenis Urea Rp100 ribu, SP36 Rp110 ribu, Phonska Rp140 ribu. Saat ini semua jenis pupuk tersebut kosong
Sebenarnya petani mengaku tak keberatan ketika ditanya harga jual berada di atas Harga Eceran Tertinggi (HET). Mereka hanya meminta ketersediaannya terjamin.
“Harga diata HET di wilayah Lampung Timur, sudah biasa. Dikonflin bagaimanapun tetap saja, begitu. Sekarang harga tinggi tapi langka?”ujar petani lainnya bertanya.
Harga panen murah pupuk lang kan dan mahal kapan petani bisa berjaya.(whd)