Catatan Harian Abdul Rohman Sukardi – 21/03/2025
WAWAINEWS.ID – “Babad Alas” merupakan frase Bahasa Jawa. “Babad”, artinya membongkar, menebas, membersihkan. “Membabad” artinya melakukan pembongkaran, penebasan, pembersihan.
“Alas” artinya hutan. Konotasinya hutan lebat. Biasanya disambung dengan frase “Gung Liwang Liwung”. Artinya hutan belantara yang sangat berbahaya. Tidak ada manusia sebelumnya yang berani menjamah karena keangkeran. Termasuk angker atau bahaya oleh adanya binatang-binatang buas yang membahayakan.
Secara leksikologis, “Babad Alas” artinya membongkar atau membuka hutan. Membersihkan area hutan untuk kemudian dibangun kota atau pemukiman baru. Kota terencana yang baru. Peradaban baru.
Adapun makna luas dari “Babad Alas” adalah makna konotatif. Simbol keberanian melakukan inovasi baru. Membangun tata peradaban baru. Langkah anti mainstream penuh tantangan untuk terwujudnya tatanan baru yang lebih baik.
Lalu apa kaitannya dengan Presiden Prabowo?. Apa memang bisa dikatakan ketokohan sebagai Babad Alas?. Inovator. Apa layak ia disandangkan label sebagai Babad Alas itu?. Bukankah pembangunan Indonesia sudah berlangsung lama. Presiden Prabowo tinggal melanjutkan saja?.
Perjalanan sebuah bangsa mengalami pasang surut. Bisa jadi apa yang telah dirintis jauh-jauh hari oleh generasi pendahulu, dalam waktu tertentu mengalami deviasi. Penyimpangan.
Maka perlu revitalisasi. Reorientasi. Penemuan kembali orientasi-orientasi atau target-target baru.
Satu hal pasti, setiap tahap kemajuan akan selalu menemukan tantangan standar kemajuan yang baru. Selalu ada tantangan pemenuhan standar kemajuan baru pada setiap era. Apalagi jika dihadapkan lingkungan strategis yang selalu dinamis. Apa yang dianggap berhasil pada masa lalu, bisa saja dianggap sebagai ketertinggalan standar pada era saat ini.
Apa indikator memasukkan Presiden Prabowo sebagai ketokohan Babad Alas?.