WAWAINEWS – Pemilu 2024 nampaknya akan semakin terbuka karena terjadi percampuran politik identitas dan politik rasionalitas.
Adapun yang saya maksudkan sebagai politik identitas ialah soal Islam politik dan nasionalis sekuler.
Islam Politik tentu tetap konsisten memilih Anis Baswedan, hal itu dikuatkan oleh kedekatan Anis selama ini.
Sedangkan politik rasionalitas adalah pemilih yang menjadikan kinerja dan prestasi Anis dan Ganjar sebagai parameter memilih.
Pemilu 2024 nanti sudah tidak musimnya mempertarungkan soal Islam dan nasionalis.
Publik sudah sadar hal bodoh tentang mengidentikan Islam is radikalis teroris dan nasionalis is PKI.
Pemilu 2024 itu Pemilu yang idiologis Rasionalis, artinya orang boleh saja menjadikan Islam sebagai piranti berkampanye tetapi setelah jadi pemimpin maka keberpihakan tetap rahmatan lil alamin.
Menariknya, politik rahmatan lil alamin itu sudah dibuktikan Anis selama memimpin DKI Jakarta.