WAWAINEWS.ID – Nama Ria Ramadhani tiba-tiba jadi pusat perhatian di wilayah Sekampung Udik, Lampung Timur, setelah dia meraih juara satu dalam kejuaraan Olimpiade Olahraga Siswa Nasional (O2SN) Kumite Kelas Bebas Olahraga Karate Tingkat Provinsi Lampung yang diikuti seluruh Kabupaten/Kota.
Diketahui O2SN tingkat Provinsi Lampung sudah selesai digelar di SMA Negeri 2 Bandar Lampung pada 9 Agustus 2023 lalu.
Nama Ria Ramadhani siswa kelas XI SMAN Sekampung Udik, Lampung Timur, muncul sebagai juara pertama dengan mengharumkan nama daerah berjuluk Bumei Tuwah Bepadan.
Selanjutnya putri kelahiran desa Gunung Sugih Besar, Kecamatan Sekampung Udik, Kabupaten Lampung Timur, dari pasangan Harun dan Hamidah pada 2006 ini, direncanakan akan mewakili Provinsi Lampung pada kejuaraan O2SN tingkat Nasional.
BACA JUGA : Gubernur Janjikan Bonus Atlet Lampung Peraih Medali di PON XX Papua 2021
Perjalanan Ria Ramadhani sebagai atlet Karate perempuan, sepertinya sudah digariskan untuk mengikuti kejuaraan ke tingkat O2SN Nasional.
Ia telah menekuni cabang olahraga Karate tersebut sejak masih duduk dibangku sekolah dasar, SMPN 1 Sekampung Udik dan selalu juara.
Bahkan telah membawa nama baik Lampung Timur ke lintas daerah sebagai atlet Karate berprestasi.
Meski mengukir prestasi dan membawa nama baik daerah, Ria Ramadhani ternyata selama ini dibiayai secara mandiri dari orang tuanya yang hanya petani dengan penghasil terbatas.
BACA JUGA : Menguak ‘Tiyuh Silep’ di Desa Gunung Sugih Besar, Lampung Timur
“Semua biaya mandiri dari Ayah, yang selama ini sangat memberi dukungan meski dengan keterbatasan. Tapi sekarang harus ke tingkat nasional, tentu biayanya tidak sedikit, ke Bandar Lampung saja harus berpikir dua kali,”ujar Ria Ramadhani mengaku bingung kepada wawai news, Minggu 13 Agustus 2023.
Ria mengakui bahwa selama ini tidak pernah mendapat perhatian dari berbagai prestasi yang diraih seperti bonus dari daerah atau hal lain sebagai bentuk dukungan terhadap atlet yang telah membawa nama baik daerah.
Dia pun mengenang saat Covid merebak, bagaimana sulitnya dia dan ayahnya untuk hanya bisa mendapatkan hasil rapid tes dari Pemkab Lampung Timur di Sukadana. Hingga mereka harus mengeluarkan biaya pribadi untuk ikut rapid tes ketika itu dan biayanya tidak sedikit.
BACA JUGA : Jejak Peradaban Negeri Ider Budi di Desa Gunung Sugih Besar
Padahal jelasnya, saat itu dirinya akan mengikuti Kejurnas pada olahraga karate. Namun dia merasa terkesan pemerintah Kabupaten Lampung Timur tidak mendukung apalagi mempermudah dirinya yang akan mengikuti kejuaraan dengan membawa nama Lampung Timur ketika itu.