LAMPUNG TENGAH – Dalam sebuah safari reses yang lebih mirip “ngobrol ngalor-ngidul sambil ngeluh harga singkong,” anggota DPR RI Fraksi Gerindra, Bob Hasan menyambangi Desa Kusumajaya, Dusun Wonorejo, Minggu 3 Agustus 2025.
Tak kurang dari ratusan petani dan pelajar hadir, bukan karena undangan, tapi karena ingin tahu siapa yang bisa bantu angkat harga singkong yang kini lebih mirip harga kerupuk angin.
“Ini bukan sekadar singkong. Ini hidup kami. Kalau harga singkong jatuh, jantung kami ikut lemas,” keluh seorang petani sambil menunjukkan nota potongan refaksi dari pabrik yang lebih tebal dari dompetnya sendiri.
Bob Hasan, yang menjabat Ketua Badan Legislasi dan Anggota Komisi III DPR RI, meski bukan Komisi Singkong Nasional mendengar keluhan itu sambil mengangguk-angguk dengan ekspresi “siap kami kawal”.
“Singkong ini strategis, Mas. Kalau dikelola serius, dia bisa jadi pahlawan dapur, bukan cuma korban keripik,” ucap Bob sambil menepuk pundak seorang petani yang terlihat antara lelah dan lapar.
Masalah tata niaga singkong sebelumnya sudah diseriusi oleh Gubernur Lampung, Mirzani Djausal, yang bilang “Gudang penuh, petani bingung.” Dalam rapat di Jakarta (30/6/2025), beliau mengusulkan solusi, meski belum sempat menyebut apakah solusi itu termasuk bikin aplikasi ‘Singkong Online’ atau ‘Tapioka Tersenyum’.
Bob Hasan pun menimpali, “Betul, kita harus hadir. Kita jangan biarkan singkong jadi pengangguran.” Pernyataan ini langsung bikin para petani ingin tepuk tangan, tapi sayangnya mereka sibuk mikirin cicilan.
Selain drama singkong, Bob juga membagikan bantuan Program Indonesia Pintar (PIP) kepada pelajar kurang mampu.
“Biarpun saya bukan anggota Komisi Pendidikan, saya tetap ingin bantu anak-anak sekolah. Singkong boleh murah, tapi masa depan jangan,” tegasnya, disambut tepuk tangan dan dua galon es teh manis dari panitia.
Bob juga sempat mengenang momen sedih di Pasir Sakti saat banjir melanda sawah. “Kami kasih bibit dan pupuk. Semoga jadi harapan, bukan hanya lumpur.”
Menutup kunjungan, Bob Hasan berpesan Petani itu pahlawan. Tapi kalau harganya terus dipermainkan, kita semua bisa kepleset di kulit singkong. ***