Scroll untuk baca artikel
Head LinePolitik

SAPMA PP Lingga Apresiasi Klarifikasi Endipat: Kritik Demi Transparansi, Bukan Provokasi

×

SAPMA PP Lingga Apresiasi Klarifikasi Endipat: Kritik Demi Transparansi, Bukan Provokasi

Sebarkan artikel ini
Ketua SAPMA PP Lingga, Muhammad Ilham
Ketua SAPMA PP Lingga, Muhammad Ilham. (Foto : Ist)

LINGGA — Setelah kritik Anggota Komisi I DPR RI Endipat Wijaya viral dan memantik gelombang komentar di ruang digital, Satuan Siswa, Pelajar, dan Mahasiswa Pemuda Pancasila (SAPMA PP) Kabupaten Lingga angkat bicara dengan mengapresiasi sikap politisi Gerindra tersebut.

Ketua SAPMA PP Lingga, Muhammad ilham ramadhani S.IP, menegaskan bahwa klarifikasi dan permohonan maaf Endipat sudah sangat jelas, terbuka, dan seharusnya menjadi titik akhir polemik bukan bahan bakar baru bagi kegaduhan.

GESER UNTUK BACA BERITA
GESER UNTUK BACA BERITA

Organisasi kepemudaan ini menegaskan, kritik yang disampaikan Endipat sejatinya merupakan bentuk kontrol sosial demi mendorong transparansi penyaluran bantuan bencana, bukan upaya memecah belah masyarakat.

Ilham mengajak masyarakat Kepulauan Riau untuk menahan diri dan menjaga kondusivitas, terlebih di tengah situasi bencana yang melanda sejumlah wilayah di Sumatera.

BACA JUGA :  Rumah Ahmad Sahroni Politisi Nasdem di Tanjung Priok Dijarah Massa

“Hentikan pernyataan netizen yang berpotensi memecah belah. Di tengah bencana, yang paling penting adalah mengembalikan fokus nasional pada penyelamatan dan pemulihan korban,” tegas Ilham, Sabtu (13/12).

Kritik Bukan Provokasi, Tapi Kontrol Sosial

Ilham menilai pernyataan Endipat Wijaya sejatinya merupakan bentuk kontrol sosial, bukan serangan atau provokasi. Kritik tersebut, kata dia, diarahkan pada transparansi penyaluran dana bantuan agar tepat sasaran dan tidak menimbulkan persoalan baru di kemudian hari.

“Bang Endipat tidak sedang menyerang siapa pun. Yang beliau dorong adalah keterbukaan dan akuntabilitas pemerintah dalam pengelolaan bantuan bencana,” jelas Ilham.

Ia menegaskan bahwa dinamika opini publik yang muncul belakangan ini justru berisiko menggeser fokus dari kebutuhan mendesak para penyintas bencana di Sumatera Barat, Aceh, dan Sumatera Utara wilayah yang hingga kini masih membutuhkan dukungan penuh.

BACA JUGA :  DPR Desak Pemerintah Cabut Subsidi Pupuk Bagi Petani

Permintaan Maaf Sudah Jelas, Polemik Harus Selesai

Menurut Ilham, Endipat Wijaya telah menyampaikan klarifikasi sekaligus permintaan maaf secara terbuka dan tegas, serta menegaskan tidak memiliki niat menyinggung pihak mana pun.

“Permohonan maaf itu sudah disampaikan secara terbuka. Sebagai orang timur yang menjunjung adab dan etika, itu langkah yang patut diapresiasi, bukan dipelintir,” tegasnya.

Ia menambahkan, dalam situasi bencana, masyarakat memang cenderung lebih sensitif terhadap komunikasi publik.

Namun justru di titik itu, sikap bertanggung jawab seperti yang ditunjukkan Endipat perlu dilihat sebagai upaya meredakan ketegangan, bukan sebaliknya.

Ilham mengingatkan bahwa saat ini relawan, donatur, dan berbagai elemen masyarakat telah bekerja tanpa lelah sejak fase tanggap darurat dimulai. Polemik berkepanjangan di media sosial, menurutnya, hanya berpotensi menggerus semangat solidaritas.

BACA JUGA :  PVMBG jelaskan suara dentuman bukan karena erupsi Gunung Anak Krakatau

“Kami mengajak netizen merespons secara bijak. Energi publik seharusnya diarahkan untuk kerja-kerja kemanusiaan, bukan saling serang,” ujarnya.

SAPMA PP Lingga, lanjut Ilham, memberikan apresiasi tinggi kepada para relawan yang terus berada di garis depan.

“Kerja kemanusiaan tidak boleh terganggu oleh perbedaan persepsi atau kegaduhan opini,” tambahnya.

Menutup pernyataannya, Ilham mengingatkan bahwa masyarakat Kepulauan Riau dikenal sebagai masyarakat Melayu yang menjunjung tinggi adab, sopan santun, dan kebijaksanaan.

Oleh karena itu, permohonan maaf Endipat Wijaya harus diterima sebagai itikad baik, bukan dijadikan alasan untuk memperpanjang polemik.

“Bang Endipat sudah menyampaikan permohonan maaf secara terbuka. Sudah sepatutnya kita menghargai sikap tersebut dan kembali fokus pada kemanusiaan,” pungkasnya.***